Apr 14, 2014

[PSIKOLGI] SCHIZOPHRENIA


Hai!
Kali ini aku mau share tentang penyakit kejiwaan yang udah ga asing lagi. Orang awam banyak yang menyebutnya 'sakit gila'. Tapi sebenarnya lebih tepat disebut Schizophrenia atau Skizofren.
Yuk disimak!


APA?
Kata Om Wiki, Schizophrenia atau Skizofrenia ( /ˌskɪtsɵˈfrɛniə/ atau /ˌskɪtsɵˈfriːniə/) adalah kelainan mental yang ditandai oleh gangguan proses berpikir dan respon emosi yang lemah. Keadaan ini pada umumnya dimanifestasikan dalam bentuk halusinasi pendengaran, paranoid atau waham yang ganjil, atau cara berbicara dan berpikir yang kacau, dan disertai dengan disfungsi sosial dan pekerjaan yang signifikan.
Singkatnya gini ..
Schizophrenia adalah penyakit mental yang mengganggu kemampuan seseorang untuk memahami realitas atau menafsirkan kenyataan secara berbeda.
Orang dengan schizophrenia dapat mendengar suara yang tidak didengar orang lain atau mereka dapat percaya bahwa orang lain membaca pikiran mereka, mengendalikan pikiran mereka atau berencana menyakiti mereka. Pengalaman-pengalaman ini amat mengerikan dan dapat menyebabkan ketakutan, kecanduan atau kemarahan yang ekstrim. Orang dengan schizophrenia dapat berbicara yang tidak masuk akal, dapat duduk selama berjam-jam tanpa bergerak atau banyak bicara, atau dapat terlihat baik-baik saja sampai mereka mengatakan apa yang sebenarnya mereka pikirkan.
Schizophrenia yang dalam bahasa awam berarti sakit jiwa alias gila. Seseorang dikatakan terkena Schizophrenia jika limitasi dan judgement terhadap realitasnya berubah dengan kata lain kesadaran mereka berubah, bukan menurun seperti orang yang gegar otak.

ADA BERAPA MACAM?
Para pakar telah mengklasifikasikan Schizophrenia menjadi 5 subtipe, berdasarkan gejala yang dialami oleh penderitanya.
1. Schizophrenia Paranoid
Adalah satu jenis schizophrenia di mana penderitanya mengalami delusi dan halusinasi pendengaran. Mereka percaya bahwa ada orang lain yang vbersekongkol melawan mereka, atau orang-orang yang mengirim pesan kepada mereka melalui telvisi, radio, dsb. Mereka merasa sedang dimata-matai oleh orang yang mereka percaya. Mendengar suara-suara yang mengomentari perilaku mereka, berbicara dengan mereka, dan menyuruh mereka untuk melakukan sesuatu. Jenis schizophrenia ini dianggap paling mudah untuk diobati dibandingkan dengan jenis lainnya.

2. Schizophrenia Tidak Teratur
Mereka berperilaku seperti anak kecil, bicara tidak teratur, dan perilkau serta proses pemikiran yang tidak biasa. Mereka tidak mampu mengatur pikiran mereka dan berpikir dengan logis. Mereka juga cadel dalam berbicara, membuatnya sulit untuk dipahami atas apa yang mereka bicarakan. Memiliki suara yang monotn, ekspresi wajah kosong atau bergerak dan berperilkau tanpa arah. Mereka tidak bisa mengurus diri sendiri, seperti kebersihan diri. Hali ini membuat mereka merasa gelisah dan frustasi.
3. Schizophrenia Katatonik
Penderitanya tidak terkoordinasi, merasa canggung, dan memiliki perangai yang tidak biasa. Memliki gangguan dalam gerakan. Mereka cenderung untuk membuat gerakan berulang-ulang yang tidak biasa, seperti mengepakan tangan atau kaki mereka. Dalam beberapa kasus, penderita tipe ini akan duduk, berdiri, atau tinggal dalam posisi yang aneh selama berjam-jam bahkan berhari-hari. Mereka benar-benar tidak mampu mengurus diri sendiri karena perilaku mereka. Kadang orang tersebut mengulangi satu kata atau kalimat berulang-ulang.
4. Schizophrenia Residual
Penderita gangguan jenis ini menunjukan gejala seperti suara yang monoton, wajah kosong, kurangnya kebhagaiaan, ketidakmampuan untuk melakukan suatu kegiatan yang direncanakan, kurangnya interaksi dengan orang lain. Orang ini membutuhkan bantuan dalam kegiatan sehari-hari karena mereka tidak bisa mengurus diri sendiri. 
5. Schizophrenia Tidak Terdiferensiasi
Schizophrenia ini adalah jenis yang menunjukan gejala yang tidak dapat dikategorikan  Ini berarti ada gejala yang berbeda dan menonjol dalam setiap jenis, tetapi tidak dapat dikelompokkan ke dalam salah satu dari jenis schizophrenia.

PENYEBABNYA?
Beberapa peneliti percaya bahwa penyakit ini dapat terjadi akibat unsur kimia pada otak bermasalah, termasuk neurotransmiter dopamin dan glutamat. Hal ini telah dibuktikan dari sebuah studi neuroimaging yang menunjukkan perbedaan dalam struktur otak dan sistem saraf pusat dari penderita schizophrenia.
a. Genetika
Resiko terbesar timbulnya schizophrenia adalah adanya hubungan saudara tingkat pertama dengan penyakit (risikonya 6.5%); lebih dari 40% pada kembar monozigotik dari penderita schizophrenia juga terpengaruh.
b. Lingkungan
Faktor lingkungan berhubungan dengan timbulnya schizophrenia diantaranya adalah lingkungan tempat tinggal, penggunaan obat dan stres masa kehamilan.
Faktor lain yang memainkan peranan penting termasuk isolasi sosial dan imigrasi yang berhubungan dengan kesulitan sosial, diskriminasi rasial, dssfungsi keluarga, pengangguran, dan kondisi perumahan yang buruk.
c. Penyalahgunaan Obat
Sejumlah obat dihubungkan dengan timbulnya schizophrenia, termasuk kanabis, kokain, dan amfetamin. Meskipun tidak secara umum dipercaya sebagai satu sebab penyakit, penderita skizofrenia menggunakan nikotin dengan rerata yang jauh lebih besar dibandingkan populasi pada umumnya.
d. Faktor Perkembangan
Faktor-faktor seperti hipoksia dan infeksi, atau stres dan malnutrisi pada ibu di masa perkembangan janin, dapat mengakibatkan sedikit peningkatan resiko skizofrenia di kemudian hari.

PENGOBATAN?
Schizophrenia adalah kondisi kronis yang membutuhkan penanganan seumur hidup . Meskipun gejalanya sudah mereda, penderitanya memerlukan bantuan obat-obatan dan terapi. Gejala schizophrenia baru akan mereda setelah beberapa minggu pengobatan. Obat-obatan digunakan untuk mengontrol gejala schizophrenia yang muncul. Dokter mungkin akan memberikan jenis atau dosis obat yang berbeda-beda, bergantung pada perkembangan pasien  .
Terapi juga sangat dibutuhkan. Beberapa jenis terapi yang bisa dilakukan misalnya terapi keluarga, terapi individual, pelatihan kemampuan bersosialisasi, dan rehabilitasi kemampuan bekerja. Keluarga dan orang-orang di sekitar penderita schizophrenia juga harus aktif berperan. Mereka perlu mengetahui cara menangani stres, mencari informasi tentang schizophrenia, bergabung dengan support group, dan fokus terhadap keinginan untuk membaik


Also posted on Kaskus

Apr 10, 2014

[PSIKOLOGI] TOURETTE'S SYNDROME


Hai, Bloggies!
Apakah kalian pernah berjumpa dengan orang yang bertingkah aneh secara terus-menerus? Atau pernahkah kalian berkomunikasi dengan orang yang selalu mengeluarkan bunyi-bunyian aneh?
Pernahkah kalian mendengar suatu sindrom bernama TOURETTE'S?
Yuk, hari ini aku mau share tentang TOURETTE'S SYNDROME :)




Apakah TOURETTE'S SYNDROME itu?
Menurut Wikipedia, Sindrom Tourette (juga disebut penyakit Tourette, sindrom Gilles de la Tourette, GTS atau Tourette atau TS) adalah penyakit neuropsikiatrik yang membuat seseorang mengeluarkan ucapan atau gerakan yang spontan (tic) tanpa bisa mengontrolnya. Penyakit ini diwariskan secara turun temurun dan seringkali dikaitkan dengan pengeluaran ucapan kata-kata kotor, kasar, atau menghina yang tak dapat ditahan (koprolalia).
Penyakit ini ditemukan pada tahun 1885 dan diberi nama sesuai nama penemunya, yaitu ahli syaraf dari Perancis, Georges Gilles de la Tourette 
Georges Gillies de la Tourette

Pada hampir semua anak, Tourette's Syndrome merupakan gerakan yang berulang, dimana kecemasan, stres, dan kelelahan seringkali meningkatkan terjadinya gerakan syaraf yang tidak terkontrol.

Penyebab TOURETTE'S SYNDROME ...
Penyebab dari munculnya Tourrete's Syndrome belum dapat diketahui secara pasti. Para ahli memperkirakan bahwa faktor genetik dan lingkungan memiliki peran penting dalam sindrom ini. Namun banyak kasus menunjukan bahwa Tourette Syndrom tidak diwariskan oleh orang tua. 

Gejala TOURETTE'S SYNDROME
Gejala awal Tourette's Syndrom pertama kali muncul pada masa anak-anak terutama usia 3-9 tahun. Banyak individu dengan Tourette's Syndrom mengalami gejala hiperaktif, depresi, kecemasan, perilaku impulsif dan gangguan perilaku lainnya.

Kriteria diagnosis untuk penyakit Tourette (Bagheri, Kerbeshian, & Burd, 1999):
  1. Memiliki lebih dari satu gerak motorik dan satu atau lebih gerak syaraf vokal yang telah muncul pada waktu tertentu selama sakit
  2. Gerak syaraf terjadi pada banyak waktu dalam sehari pada setiap hari atau berselang-seling selama periode waktu tertentu selama lebih dari satu tahun, dan selama periode tersebut tidak ada periode waktu yang terbebas dari gerak syaraf selama lebih dari tga bulan.
  3. Penyebab yang mengganggu penyakit ini ditandai dengan stres atau ketidaksesuaian sosial, hubungan dengan yang lain yang berkaitan dengan pentingnya area fungsi.
  4. Kemunculannya sebelum usia 18 tahun.
  5. Hal yang mengganggu tidak tergantung pada pengaruh fisik atau obat-obatan (seperti stimulan) atau kondisi medis umum (seperti penyakit Hutington atau postiviral encephalitis) 

Apakah TOURETTE'S SYNDROME  bisa diobati?



Disamping pemberian obat-obatan yang harus terus diberikan, terapi secara psikologis juga harus dilakukan dan diberikan kepada subjek untuk membantu proses pencegahan penyakit tourette syndrome ini agar tidak semakin parah.

  • Terapi Perilaku   
Program pemberian reinforcement positif menjadi suatu cara yang dapat menolong penyimpangan gerak syaraf. Perilaku target mungkin dikategorisasikan dalam dua kelompok, yaitu defisiensi keahlian, atau area yang secara khusus menjadi konsentrasi untuk melatih keahlian sosial dan akademis, serta perilaku diluar batas, hal ini bertujuan untuk membantu pasien mengurangi frekuensi dari munculnya perilaku yang dimiliki.
  • Pemantauan 
Walaupun bukan sesuatu yang darurat, seperti perilaku menyakiti diri sendiri atau keadaan yang tak terduga, terapis dapat mengikuti pasien selama beberapa bulan sebelum melakukan tritmen yang telah dirancang. Beberapa tujuan dari pengobatan tahap pertama adalah untuk : membuat dasar dari simptom yang ada; menemukan hal yang berhubungan dengan kesulitan di sekolah, keluarga, dan hubungan dengan teman; memberikan tes psikologis dan medis; memantau jarak dan fluktuasi simptom yang paling sering; dan membentuk hubungan.
  • Psikoterapi 
Sebagai tambahan, terapis harus menggunakan teknik perilaku khusus (seperti hipnoterapi dan relaksasi) dan akan ada alternatif pengobatan lain yang dapat dilakukan (seperti akupuntur dan suplemen diet). Teknik perilaku kognitif yang spesifik dapat dikembangkan untuk digunakan untuk pasien tertentu dengan tourette syndrome.
  • Habit Reversal 
Habit reversal terdiri dari beberapa komponen, yaitu pelatihan terhadap kesadaran awareness training) dan pemantauan terhadap diri sendiri, pelatihan relaksasi, prosedur respon pengganti (competing response), manajemen yang berkelanjutan, dan pemantauan terhadap ketidaknyamanan. Penderita akan diberikan hal-hal tersebut sebagai tugas rumah.
  • Supportive Therapy 
Dalam kondisi terapi bentuk dukungan ini, penderita memilih topik pembahasan sendiri dalam sesi pertemuan dan fokus terhadap pengalaman, refleksi, dan mengekspresikan perasaan tentang apa yang terjadi di dalam kehidupan dan bagaimana pemecahan masalahnya.
  • Intervensi sekolah  
Tetapi akan menjadi lebih baik bila penderita tourette syndrome dapat berinteraksi dengan teman-teman di kelas apabila memang tingkat keparahannya belum terlalu tinggi. Hal ini supaya keparahan penyakitnya tidak bertambah karena membuat penderita merasa mendapat dukungan dan perhatian dari teman-teman di sekolahnya.
  • Hubungan dengan keluarga 
Keluarga dapat menolong penderita untuk melawan hal-hal negatif yang dapat mengganggu stabilitas si penderita (Dhamayanti, Riandani, & Resna, 2003). Sejumlah anak-anak yang mengalami kerusakan neuropsychiactirc (saraf) dan keluarganya memang perlu mendapatkan dorongan dan pelayanan terutama mereka yang sedang mengalami pertumbuhan pada saat sekarang ini
  • Psikoedukasi 
Dalam hal ini, pemerintah seharusnya memiliki program yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada seluruh masyarakat mengenai kesehatan mental. Program ini dapat menyertakan pihak Departemen Sosial, Departemen Sosial, BKKBN, hingga LSM di bidang-bidang kesehatan. 
Tidak hanya itu, pemerintah dapat memperkenalkan tiap-tiap penyakit yang ada melalui cara-cara tertentu untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dan membuat masyarakat lebih memahami dan lebih peduli dengan lingkungan sekitar. 
Hal ini dikarenakan sebenarnya masyarakat harus memberi dukungan secara moral bagi penderita suatu penyakit, dalam hal ini adalah tourette syndrome untuk mencegah bertambah parahnya penyakit itu. Masyarakat harus diberi tahu bahwa tourette syndrome bukanlah penyakit menular yang perlu ditakutkan.

***

OK guys, ada sedikit 'pencerahan' tentang hal ini? Kalo ada yang punya pengalaman dengan para Tourettes bisa share juga di sini .. Atau mau nambahin dan ada koreksi? Boleh juga :)
Thanks for reading ^^

N.B. : 
Video tentang Tourettes bisa lihat di sini
Also posted on Kaskus
Copyright © 2014 WELCOME TO MY WORLD !