[PSIKOLOGI] DISLEKSIA
Hai Bloggies!
Kali
ini aku mau share ilmu tentang sebuah 'penyakit' , yang namanya DISLEKSIA (Eng: Dyslexia).
Teman-teman mungkin sudah banyak yang tahu, jadi di sini kita nambah wawasan
aja ya. Buat teman-teman yang belum tahu, aku kasih tau sedikit ya tentang
penyakit tidak berbahaya ini, hehehehe ^^
(1) DISLEKSIA ITU APA SIH?
Disleksia (berasal dari bahasa Yunani δυς- dys- ("kesulitan untuk") dan λέξις lexis ("huruf" atau "leksikal")) merupakan
sebuah kondisi ketidakmampuan belajar pada seseorang, yang menyebabkan orang
itu sulit untuk membaca dan menulis.
Disleksia (berasal dari bahasa Yunani δυς- dys- ("kesulitan untuk") dan λέξις lexis ("huruf" atau "leksikal"))
Penderita disleksia sangat sulit dalam mengenali kata dengan tepat atau akurat dalam pengejaan dan dalam kemampuan mengode simbol, misalnya melihat tulisan seolah-olah campur aduk dan bolak-balik. Tapi mereka disleksia tidak terbatas dalam. perkembangan kemampuan standar lain, seperti kecerdasan, kemampuan menganalisa, dan daya sensorik pada indera perasa. Jadi disleksia ini tidak mempengaruhi tingkat IQ seseorang. Malah kadang-kadang IQ mereka di atas IQ rata-rata orang normal loh.
(2) MENGAPA BISA DISLEKSIA?
Sebenarnya,
belum dapat dipastikan apa sih yang menjadi menyebab utama disleksia itu.
Banyak pakar yang mencoba untuk memaparkan apa saja yang menyebabkan disleksia
itu dan dapat disimpulkan bahwa penyebabnya ada adalah:
- Faktor Neorologis (selanjutnya disebut Aquired Dyslexia), yaitu otak tidak dapat memproses informasi secara tepat. Hal ini berkaitan dengan adanya gangguan pada otak kiri. Jadi meskipun ketika masih kecil kita tidak mengidap disleksia, tapi jika ada gangguan pada otak (bisa disebabkan oleh pola makan yang tidak sehat) maka bisa membuka kemungkinan terkena disleksia ketika dewasa. Nah, hati-hati loh!
- Faktor Keturunan (selanjutnya disebut Developmental Dyslexia), yaitu disleksia yang merupakan bawaan dari lahir dan (katanya sih) tidak bisa disembuhkan
Menurut
hasil penelitian, sekitar 70% merupakan faktor keturunan sedangkan sisanya
faktor lain di luar genetis.
(3) GEJALA DISLEKSIA
Ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan pada seseorang, apalagi pada anak-anak, yang bisa menjadi
tanda-tanda seseorang mengidap disleksia. Tanda-tanda ini bervariasi sesuai
dengan keparahan gangguan dan usia individu. Beberapa gejala yang umum:
- Terlambat bicara
- Sulit menambah kosakata
- Bermasalah dalam
konsentrasi
- Sulit memahami perkataan
orang lain
- Tidak bisa diberikan
pertanyaan panjang lebar
- Membaca tulisan terbalik
- Lambat atau tidak
akurat membaca
- Sulit membdeakan
anata suara yang sama dalam kata-kata dan mencampur suara dalam kata-kata
bersuku kata banyak (diskriminasi pendengaran), misalnya: "aminal" untuk
hewan, "bisghetti" untuk spaghetti)
(4) PERMASALAHAN YANG
DIALAMI PENYANDANG DISLEKSIA
Menjadi penyandang disleksia tentunya
tidak seperti orang-orang normal pada umumnya. Mereka memiliki permasalahan sendiri
yang bagi orang normal itu adalah hal yang mudah untuk dilakukan.
Masalah-masalah tersebut misalnya:
- Masalah Fonologi - hubungan sistematik antara huruf dan bunyi.
Misalnya mereka mengalami kesulitan membedakan ”paku” dengan ”palu”; atau mereka keliru memahami kata-kata yang mempunyai bunyi hampir sama, misalnya ”lima puluh” dengan ”lima belas”. Kesulitan ini tidak disebabkan masalah pendengaran, tetapi berkaitan dengan proses pengolahan input di dalam otak.
- Masalah
mengingat perkataan
Kebanyakan anak disleksia mempunyai level kecerdasan normal atau di atas normal. Namun, mereka mempunyai kesulitan mengingat perkataan. Mereka mungkin sulit menyebutkan nama teman-temannya dan memilih untuk memanggilnya dengan istilah “temanku di sekolah” atau “temanku yang laki-laki itu”. Mereka mungkin dapat menjelaskan suatu cerita, tetapi tidak dapat mengingat jawaban untuk pertanyaan yang sederhana.
- Masalah
penyusunan yang sistematis atau berurut:
Anak disleksia mengalami kesulitan menyusun sesuatu secara berurutan misalnya susunan bulan dalam setahun, hari dalam seminggu, atau susunan huruf dan angka.
Mereka sering ”lupa” susunan aktivitas yang sudah direncanakan sebelumnya, misalnya lupa apakah setelah pulang sekolah langsung pulang ke rumah atau langsung pergi ke tempat latihan sepak bola. Padahal, orangtua sudah mengingatkannya bahkan mungkin hal itu sudah pula ditulis dalam agenda kegiatannya.
Mereka juga mengalami kesulitan yang berhubungan dengan perkiraan terhadap waktu. Misalnya mereka mengalami kesulitan memahami instruksi seperti ini: ”Waktu yang disediakan untuk ulangan adalah 45 menit. Sekarang pukul 08.00. Maka 15 menit sebelum waktu berakhir, Ibu Guru akan mengetuk meja satu kali”.
Kadang kala mereka pun ”bingung” dengan perhitungan uang yang sederhana, misalnya mereka tidak yakin apakah uangnya cukup untuk membeli sepotong kue atau tidak.
- Masalah
ingatan jangka pendek:
Anak disleksia mengalami kesulitan memahami instruksi yang panjang dalam satu waktu yang pendek.
Misalnya ibu menyuruh anak untuk “Simpan tas di kamarmu di lantai atas, ganti pakaian, cuci kaki dan tangan, lalu turun ke bawah lagi untuk makan siang bersama ibu, tapi jangan lupa bawa serta buku PR Matematikanya, ya”, maka kemungkinan besar anak disleksia tidak melakukan seluruh instruksi tersebut dengan sempurna karena tidak mampu mengingat seluruh perkataan ibunya.
- Masalah
pemahaman sintaks:
Anak disleksia sering mengalami kebingungan dalam memahami tata bahasa, terutama jika dalam waktu yang bersamaan mereka menggunakan dua atau lebih bahasa yang mempunyai tata bahasa yang berbeda.
Anak disleksia mengalami masalah dengan bahasa keduanya apabila pengaturan tata bahasanya berbeda daripada bahasa pertama.
Misalnya dalam bahasa Indonesia dikenal susunan diterangkan–menerangkan (contoh: tas merah). Namun, dalam bahasa Inggris dikenal susunan menerangkan-diterangkan (contoh: red bag).
(5) PENANGAN KHUSUS BAGI PENYANDANG
DISLEKSIA
Orang yang menyandang disleksia tidak
dapat disamakan dengan cara belajar orang normal untuk cara belajarnya karena
ada perbedaan kondisi pada otak kiri mereka. Jika
anak didiagnosa memiliki kelainan disleksia , maka anak tersebut harus mendapat
dukungan ekstra baik dari orang tua di rumah maupun guru di sekolah. Memberikan
latihan membaca dan menulis dengan menyenangkan secara berulang-ulang.
Sebuah studi mengklaim
telah menemukan satu cara untuk membantu mengatasi cara belajar anak disleksia
yaitu memberi spasi pada setiap huruf dari sebuah kata ketika anak tersebut
belajar. Cara ini perlu dicoba oleh orang tua dan guru ketika membimbing
belajar pada anak disleksia.
***
Nah, tulisan di atas tadi
aku share di sini supaya kalian tahu tentang disfungsi yang dialami oleh
beberapa orang yang tidak seberuntung kita dalam hal perkembangan otak. Jadi,
kalau ada teman kalian yang mempunyai gejala seperti di atas, jangan dibilang
bodoh ya!!~
Eh, kalian tahu? Albert Einsten juga termasuk penyandang disleksia loh. Deddy Corbuzier juga. Leonardo Da Vinci, Tom Cruisedan beberapa orang hebat lainnya yang aku ga tahu lagi juga mengidap
penyakit itu. Jadi, jangan anggap remeh orang-orang di sekitar kita yaaaaaaaaaaaa!!~
Eh, kalian tahu? Albert Einsten juga termasuk penyandang disleksia loh. Deddy Corbuzier juga. Leonardo Da Vinci, Tom Cruise
Ada referensi film bagus tentang penyandang disleksia juga nih, judulnya: EVERY CHILD IS SPECIAL .
Sampai jumpa di artikel
selanjutnya ^^
(diambil dari berbagai sumber)