Aug 10, 2015

[TRIP] THAILAND: BANGKOK (DAY 5)


Setelah kemarin seharian wisata kuil dan sungai, hari ini adalah saatnya untuk wisata museum !! Jangan lupa dibawa ya, tiket terusan dari Grand Palace-nya itu ..
Itinerary:
Ananta Samakhome Throne Hall
Vimanmek Mansion
Abhisek Dusit Throne Hall
Chatuchak Market
Bebas (Khaosan Road Nite Life)

DARI KHAOSAN ROAD KE MUSEUM DI KOMPLEK DUSIT

Dari penginapan, kami ambil jalan ke arah Ratchadamnern Soi. Beberapa meter dari situ ada bus stop. Nah, kami naik bus nomor 70, harga karcisnya sekitar 13 baht. Karena itu hari Minggu, jadi suasana sepi dan ga begitu ramai. Bus juga banyak yang kosong. Jangan takut keblabasan, karena nanti keliatan banget gedung Ananta Samakhome Throne Hall nya. Mirip bangunan Universitas Sorbonne hehehe. Ada 2 bus stop yang bisa jadi pilihan, bus stop di dekat Ananta Samakhome dan di dekat Vimanmek Mansion. Karena awalnya kami pengin ke Museum Ananta dulu, jadi turun di bus stop yang pertama.

Ternyata, Museum Ananta buka jam 9.30 sedangkan kami nyampe situ jam 8 pagi. Iseng jalan ke arah Vimanmek Mansion, ternyata udah buka. Jadi rencana awal dirubah, jadi: Vimanmek Mansion - Abhisek Dusit Throne Hall (dua bangunan ini berada dalam satu tempat wisata) - baru kemudian balik lagi ke museum Ananta.


Abhisek Dusit Throne Hall




Di Abhisek Dusit Throne Hall, kami cuma masuk ke museum koin dan foto-foto di pelatarannya. Ohya, kalo ga ada tiket terusan, beli karcisnya seharga 100 baht.
NOTE: DI SEMUA MUSEUM INI, TAS DAN BARANG BAWAAN TERMASUK HANDPHONE/KAMERA HARUS DITITIPIN. JADI CUMA BAWA DIRI AJA :D JANGAN LUPA MEMAKAI PAKAIAN YANG PANTAS YAA , BIAR GA USAH SEWA/BELI KAIN PENUTUP
Terus jalan kaki ke Vimanmek Mansion. Pintu masuknya ada di belakang lokasi Abhisek Throne Hall. Ga panas, karena banyak pepohonan dan ada sungai juga. Jadi Vimanmek ini dulunya merupakan salah satu istana di Bangkok. Terus sama rajanya itu dijadiin museum dan dibuka untuk umum. Dalemnya kaya rumah tapi gede bangeeeeeeet, dan ada barang-barang kerumahtanggaannya gitu. Bener-bener kayak mengunjungi rumah orang tapi ada jalurnya, jadi ga bakal nyasar. Ohya, sebelum masuk mansion ini, harus lepas sandal dan dititipin di ruangan deket tangga masuk.

Vimanmek Mansion


Dari 2 museum ini, jalan kaki aja ke Ananta Samakhom Throne Hall. Pintu masuknya juga ada yang di sebelah Abhisek Throne Hall, jadi ga usah balik lagi lewat pinggir jalan raya .. Lebih jauh juga nantinya. Ananta Samakhom ini dulunya adalah reception hall, jadi megah banget bangunannya. Yang dipajang di museum ini cuma mewah. Kebanyakan berlapis emas, berlian, dan permata.

Ananta Samakhom Throne Hall


Karena aku pake celana panjang, jadi aku harus beli kain penutup (sarong) yang dijual di museum Ananta. Harganya 50 baht. Bahannya tebel gitu, jadi bingung mau dipake buat apa setelah dari museum ini. Sebelum masuk ke museumnya, kami menitipkan barang bawaan kami, termasuk handphone, di tempat penitipan dekat penjualan sarong itu. Antri buat dapetin kunci lokernya dan menunjukan tiket yang udah dibeli.

Kalo ga punya tiket terusan, beli di mana dan berapa harganya? | Aku ga tau :(


DARI DUSIT KE CHATUCHAK MARKET

Kami nunggu di bus stop di dekat Abhisek dan Vimanmek, karena bisa sambil duduk dan banyak pohonnya. Kalo dari situ, naik bus nomor 70 yang kaya tadi berangkat. Terus turun di halte (lupa namanya, karena liat dari GMaps) T.T --> gak bisa direct ke Chatuchak, jadi abis naik 70, nyambung lagi naik bus no.3 warna pink. Btw, bus 70 ini gratis loh, gatau deh dalam rangka apa ._.v

Chatuchak Market ini buka hari Sabtu - Minggu, jam 10AM - 5PM. Saran aja sih, kesananya jangan kesiangan/kesorean biar ga kepanasan dan masih banyak yang buka shopnya.
HATI-HATI DENGAN BARANG BAWAAN KALIAN YAAA. JANGAN LUPA: TAWAR MENAWAR :D



Nah, aku kasih ringkasan aja denah Chatuchak yaaa:
Section 1: Amulets, books, collectibles, food shops, café 

Section 2-4: Collectibles, home décor, paintings, terra cotta 

Section 5-6: Clothes, adornments, miscellaneous products 

Section 7-9: Antiques, furniture, ceramics, handicrafts 

Section 10-24: Clothes, consumer products, adornments, household appliances, pets

Section 17-19: Ceramics, fresh and dry food 

Section 22-26: Antiques, furniture, handicrafts

Section 27: Books, food and dessert shops, collectibles

JALAN-JALAN

Pulang dari Chatuchak kami naik tuk-tuk lagi ke BIG-C buat makan siang & makan sore, dan cari sovenir lagi :D
Terus dari BIG-C bisa langsung naik bus 509 dan turun di Ratchadamnern Soi (pulang~~)
Malamnya, kami menikmati suasana nite-life di Khaosan Road yeay!!





Biaya hari ke-5
-----------------
Bus 70                                : 13 baht
Kain Sarong                       : 50 baht
Bus 3                                 : 18 baht
Tuk-tuk                              : 50 baht
Makan siang                      : 100  baht
Bus pulang                        : 15 baht
Belanja dll                          : 1000 baht
________________________________________

Total                   : 1.231 baht (Rp 504.170)
Rate                   : 1 baht = Rp410


Next:

Day 6 - 7 (Bangkok: Last Day)

Jul 28, 2015

[TRIP] THAILAND: BANGKOK (DAY 4)


Setelah 12 jam di atas bus menuju Bangkok, akhirnya sampailah kita di terminal Sai Tai Mai (Southern Terminal). Ohya, buat yang pertama kali naik bus dari Phuket ke Bangkok, jangan lupa pas mau turun, tanya dulu itu di terminal mana ya .. Soalnya bus juga sempat berhenti di Mo Chit (Northern Terminal).

Itinerary:

Check-in (Khaosan Road)
Grand Palace
Wat Pho
Wat Arun
Asiatique

DARI SAI TAI MAI TERMINAL KE KHAOSAN ROAD

Abis menyelonjorkan kaki dan sarapan bekal sebentar, kami mulai cari kendaraan untuk ke penginapan. Kami udah pesan hostel di Khaosan Road. Lucky House merupakan salah satu penginapan yang kami rekomendasikan, karena harga terjangkau, fasilitas OK banget, lokasi strategis, dan tidak terlalu bising oleh hingar bingar Khaosan Road di malam hari. 

Dari terminal, kami naik bus nomor 511 warna oranye. Agak jauh sih memang, sekitar 20 menit perjalanan. Harga karcisnya sekitar 20-an baht (lupa), dengan fasilitas AC.


Bus 511 yang ujung kanan


Dalem bus 511 nih, masih kosong

Kondektur di bus umum ini beda dengan yang ada di Indonesia. Mereka berseragam rapi dan membawa semacam tabung dari kayu sebagai tempat koin dan karcisnya. Kebanyakan kondekturnya juga perempuan.

Kami berhenti dan turun di bus stop Ratchadamnern Soi (*Soi = jalan). Karena kami bingung mau ke mana dan ga tau arah Khao San Road, kami terpaksa naik tuk-tuk biar ga ribet sama barang bawaan juga. Abis nego lumayan panjang, akhirnya dapet 150 baht buat sampe ke penginapan. (Awalnya seneng banget karena dapet murah, 1 orang cuma 50 baht. Tapi setelah tau daerah situ, ternyataaaaaaaa deket banget dari tempat bus stop tadi ke penginapan. Jalan kaki aja bisa. Hahahahaha :D) Sampe di penginapan, check-in, beberes, terus istirahat bentar.

Tuk-Tuk 'murah'


DARI KHAOSAN ROAD KE GRAND PALACE - WAT PHO - WAT ARUN

Sekitar jam setengah 10 pagi, kami mulai jalan. Tujuan pertama adalah Grand Palace. Dari Lucky House kami jalan ke arah kanan, menuju Ratchadamnern Soi. Terus nyebrang ke arah Sanam Luang. Jalan lurus teruuuuuus (soalnya jauh dan panas bangetttttttt). Udah nyampe pertigaan, nyebrang aja, Grand Palace ada di seberang jalan. Terus tinggal cari aja pintu masuknya.


Harga tiket masuk Grand Palace 500 Baht. Selain dapat tiket masuk Grand Palace, ada tiket terusan:

*Harus digunakan di hari yang sama*
- Temple of Emerald Buddha
- Queen Sirikit Museum Textile

*Bisa digunakan di hari yang berbeda*
- Ananta Samakhome Throne Hall
- Vimanmek Mansion
- Abhisek Dusit Throne Hall
NOTE: JANGAN LUPA BAWA PAYUNG, TOPI, DAN SEJENISNYA. JANGAN MEMAKAI CELANA/ROK PENDEK DAN BAJU LENGAN PENDEK. 





Oke, setelah berpanas-panasan di Grand Palace, kami lanjut ke Wat Pho. Letaknya ga jauh dari Grand Palace sih, tapi karena udah kecapekan dan males jalan, kami cari tuk-tuk lagi dan dapet harga 100 baht.

Harga tiket masuk Wat Pho 100 baht. Jangan dibuang ya, karena bisa ditukar air mineral dingin dan akses Wi-Fi gratis. Nah, sebelum masuk ke kuil Buddha tidur ini, kami diminta untuk melepaskan alas kaki dan topi. Tenang aja, ada kantong yang disediakan buat bungkus sepatu atau sendal para pengunjung.


Antre, gantian minta fotoin orang


Tempat utama yang terdapat patung Buddha sedang berbaring ini ga terlalu luas buat jalan. 'Track'nya juga cuma lurus doang jadi kalo mau foto-foto harus gantian sama yang lain. Di jalan menuju pintu keluar, ada deretan mangkok dan disediakan juga penukaran koin di situ. Ada beberapa pengunjung yang menukar koin lalu memasukannya ke dalam mangkok-mangkok yang berjajar rapi sampai pintu keluar. Oh, pantes aja selama kami di situ, ada bunyi gemerincing tanpa henti.

Setelah isitrahat dan memanfaatkan free Wi-Fi di Wat Pho, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke Wat Arun. Ohya, di Wat Pho kita ketemu temen juga lhooo dari Jakarta. Jadi ada temen ngobrol dan sharing itinerary.

Kami memutuskan untuk jalan kaki ke Wat Arun. Kata GMaps, lokasinya deket banget dari Grand Palace. Cuaca masih panaaas banget, tapi apa boleh buat, Bangkok kayaknya dingin kalo malem doang. Hmm, karena lapar, kami coba beli jajanan yang ada di trotoar. Kami berani beli itu karena penjualnya berkerudung hohohoho. Lupa nama makanannya, tapi bentuknya mirip kue leker yang isinya pisang sama coklat. Bisa juga ditambahin madu sebagai toppingnya. Harganya 35 baht. Lumayan buat ganjel perut, selain es krim walls rasa lemon yang dibeli di kafe Grand Palace seharga 15 baht.

Wat Arun letaknya di seberang sungai Chao Praya. Sungai Chao Phraya merupakan sungai terpanjang dan terpenting di Thailand. Sebelum ke dermaga Chao Praya River, Sathorn Pier, kami bernat untuk bersantai-santai dahulu di sebuah taman. Setelah itu kami menuju ke dermaga dan membeli tiket seharga 3 baht untuk sekali penyebrangan.


Sampai di Wat Arun, kami langsung ke area kuilnya, tapi sayang kuil sedang dalam proses renovasi. Meskipun tidak ada larangan untuk masuk, tapi kami tidak berniat untuk masuk ke dalamnya. Apalagi dengan harga tiket masuk sebesar 50 baht. Kami memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar kuil dan berfoto di beberapa spot bagus di area luar kuil. Cukup menarik, kok.







Kami kembali lagi ke dermaga dan menyeberang. Sepertinya taman menjadi tempat yang cocok untuk menikmati senja di Bangkok. Matahari terbeneam sekitar pukul setengah 7, dan meskipun hanya di pinggiran sungai, kami menikmati banget suasana senja di kota itu. Ga kalah sama sunset di pantai ^^






DARI CHAO PRAYA RIVER KE ASIATIQUE

Perjalanan kami selanjutnya adalah menyusuri sungai Chao Praya menuju Asiatique The Frontriver. Asiatique adalah sebuah tempat yang layak buat dikunjungi terutama ketika malam hari. Dari Sathorn Pier tadi, kami masuk ke gerbang yang satunya lagi (bukan loket penyebarangan ke Wat Arun). Beli karcisnya nanti kalo udah masuk perahu, seperti naik bus umum. Harga karcisnya 15 baht. Sambil nunggu perahu datang, kami (masih) asik ngeliatin langit yang makin lama makin oranye. 

(Pastikan naik perahu yang datengnya ke arah kiri kalian ya..Soalnya pertama kami naik perahu yang ke arah kanan, eh nyasar :D Asiatique letaknya ke arah kiri hehehehe. Tapi perjalanan nyasar itu worth it lah karena bisa lebih lama menikmati suasana malam dari Chao Praya. Oh ya, perahu terakhir jam 9 malam)


Pemandangan yang ditemui pas salah naik perahu


Sampai di dermaga terakhir, kami turun dan mengikuti arus orang-orang. Lewat gang gitu deh, terus ada kuil juga (Wat is everywhere hohoho). Abis itu mentoknya ketemu jalan raya. Ambil arah kanan untuk menuju Asiatique.

Jadi, Asiatique itu semacam mall tongkrongan anak gaul, yang juga ada berbagai macam foodcourt dan toko oleh-oleh. Di situ kami susah cari makanan yang berlabel halal, jadi kami makan di KFC aja hohohoho. Tenang aja, menu di KFC Bangkok beda banget sama KFC di Indonesia. Di sini nasi ayamnya di masak lagi dan dikasih saos semacam saos asam manis gitu deh, itu namanya Lime Crisp. Terus tadinya mau coba naik bianglala yang jadi ikon Asiatique, tapi berhubung mahal dan udah kemaleman, gajadi deh huhu.






DARI ASIATIQUE KE KHAOSAN ROAD

Sebenernya bisa naik perahu lagi lewat Chao Praya, kayak pertama kali berangkat, dan turun di dermaga paling deket dg Khaosan Road (tanya sama kondekturnya aja). Tapi berhubung udah jam 10 malem, jadi perahu udah off. Kami naik bus umum lagi, bus nomor 1 warna pink. Nunggunya di halte deket Asiatique. Harga karcisnya lupa :( tapi gak lebih dari 20 baht. Dari situ kami turun di bus stop deket Grand Palace, karena rute bus ga melewati Khaosan Road dan ini bus stop paling deket dengan Khaosan Road (kalo jalan kaki lumayan jauh juga). Jadi kami jalan kaki lagi dari Grand Palace ke Khaosan Road, lewat Sanam Luang. Jalurnya sama kok kayak pas berangkat :D


Biaya hari ke-4
-----------------
Bus 511                                : 20 baht
Tuk-tuk ke penginapan           : 50 baht
Tiket masuk Grand Palace       : 500 baht
Tuk-tuk ke Wat Pho                : 30 baht
Tiket masuk Wat Pho              : 100  baht
Perahu nyeberang Chao Praya : 6 baht PP
Perahu ke Asiatique                : 15 baht
Bus 1                                     : 20 baht
Beli topi                                 : 150 baht
Makan minum jajan dll            : 250 baht
________________________________________

Total                   : 1.141 baht (Rp 467.000)

Jun 18, 2015

[TRIP] THAILAND: PHUKET (DAY 3)


DAY 3 (5 JUNI 2015)

Hari ini, yang merupakan hari terakhir di Phuket, rencananya kami mau menjelajah Phuket Old Town, yang terkenal dengan bangunan-bangunan kunonya yang warna warni itu. Sesudah sarapan (oat dan kue yang dibawa dari Jakarta), kami jalan menuju Yaowarat Road. Dari hostel lumayan jauh ternyata. Kalo ga kuat, mendingan cari taksi sampe ke pertigaan di mana ada bus stop untuk ke Phuket Town. 



Nah berhubung kami belum tau seberapa jauh perjalanan menuju bus stop itu. Awalnya kami ga tau harus naik yang mana, ada beberapa minivan yang lewat, tuktuk, dan truk warna pink. Setelah tanya ke orang, kami dikasih tau supaya naik Pink Songtheaw (angkutan umum berbentuk truk warna pink, dengan 3 kursi panjang) rute nomor 1. Ga lama, truk warna pink itu datang dan kami stop. Kami langsung naik ke belakang, dan kebetulan ada abang2 keneknya jadi kami pastiin dulu kalo angkot ini nyampe ke Phuket Town. Harga karcisnya 15 baht per orang (dan bener2 dikasih karcisnya loh sebagai bukti pembayaran..warna kuning). Di truk itu baru 3 penumpang alias kami doang yang baru naik. Berasa naik truk TNI gitu, Cuma agak lebih terbuka jadi semilir anginnya kemana-mana hehehe.




Dari Yaowarat Road ke Phuket Town, kira-kira 30 menitan deh. Kami diturunin di dekat bundaran di Phuket Town. Angkot itu mau belok ke kiri (ke arah pasar), sedangkan tujuan kami adalah ke arah lurusnya. Dari bus stop itu kami harus jalan sedikit ke arah bunderan dan harus mencari zebra cross buat nyebrang. Kami jalan ga tau mau kemana, karena selama kami jalan, belum ada tanda2 rumah warna warni yang kayak di referensi. Sampai pada akhirnya kami didatengin sama bapak2 tukang tuktuk yang nawarin keliling Phuket naik tuktuk. Dalam pikiran kami, pasti mahal. Kami udah siap2 nolak dan takut kena scam. Tapiiiiiiiiiii, ternyata bapak itu baik banget. Dia nawarin 50 baht per jam. 50 baht doang buat bertiga. 

PHUKET CITY VIEW POINT

Tujuan pertama adalah ke View Point Phuket City. Jalanan lumayan jauh loh, naik gunung gitu. Suasana pegunungan, terus banyak suara serangga –serangga musim panas hahahaha .

Di Tuk-tuk Phuket

Sampai di lokasi, bapak itu nunjukin jalan masuk ke View Point Phuket City. Biaya masuk? Gratis! Hehehehe. Bapak tuktuk menawarkan diri buat menunggu kami selama 30 menitan. Biar kami puas menikmati pemandangan, katanya. Baik banget kan huhuhu.




Berhubung di situ masih sepi, jadi kita puas foto2 sama liat-liat pemandangan kota Phuket dari atas sini. Patung Big Buddha yang gede banget itu juga keliatan dari sini. Lautnya juga keliatan. Bagus deh.  Sayangnya hari udah mulai panas jadi kami udahan dan nyamperin bapak tuktuknya untuk ke destinasi berikutnya.

Kami ditunjukin sebuah brosur dan suruh milih mau kemana. Karena kami backpacker low budget jadi kami tolak semua tempat wisata yang bayar masuknya lebih dari 200 baht hahaha :D Pengin ke Big Buddha sih, tapi jauh bangeeeeeeeeet dari view point ini. Jadi kita pilih ke sebuah market tradisional. Eh sayang banget Cuma buka hari Rabu.Yaudah deh kami bilang ke bapaknya supaya langsung aja ke Phuket Old Town yang ada bangunan warna warninya.

Turun gunung, lewatin jalan yang sama, akhirnya sampai juga di lokasi yang mirip kayak di web referensi hohoho. Ohya, sebelum sampai situ, kami dianterin ke toko sovenir yang lagi diskon sampai 50%. Bapaknya tau banget kalo kami suka yang murah2

Total perjalanan adalah 2 jam , jadi kami bayarnya 100 baht. Sebenernya pengin kasih lebih soalnya bapak ini baik bangeeeeeeeeet. Ga tipu2, mau nungguin, terus ga dianterin ke toko yang mahal (biasanya ada yang sengaja dianter ke toko2 mahal supaya dia dapet untung juga), Tapi bapak itu mintanya sesuai dengan perjanjian, yaudah deh. Ga lupa juga kami minta foto bareng buat kenang-kenangan

Bapak yang baiiiiik :)

PHUKET OLD TOWN

Lanjut perjalanannya, dengan jalan kaki kami menyusuri lagi pinggiran jalan Phuket Old Town. Mirip kaya jalan di perumahan malahan. Sempit, tapi rapih. Banyak lampion, jadi semacam China Town gitu. Di sepanjang jalan banyak toko2 sovenir dan toko2 jajanan. Tapi rata2 pada buka jam 11 siang. Jadi ini toko2 bener2 baru pada siap2 buka.

Jalanan di Phuket TOwn

Romanee Road

Salah satu jalanan 'China Town'



Udah puas jalan2 dan foto2nya, kami memutuskan untuk balik ke penginapan karena jam check-out adalah jam 2 siang. Nah, baliknya juga naik truk warna pink tadi. Nunggunya di depan pasar, ada bus stop disitu. Kami nunggu lumayan lama kali ini.

Kami turun di persimpangan Yaowarat Road dan jalan lagi kayak pas berangkatnya. Mampir dulu di 7eleven, beli minum, haus banget. Tiba-tiba ujan. Untung kami bawa payung. Jadi jalan kaki hujan2an. Lumayan sih, gak panas banget jadinya ..

Nyampe penginapan, kami pikir udah ada warning dari penjaga penginapannya supaya kami suruh cepet beres2 kamar. Tapi sepi2 aja dan kami memutuskan buat istirahat bentar, meluruskan kaki. Jam 3-an kami turun buat check-out. Ditanyain sama penjaganya, mau kemana abis ini, dan naik apa. Kami bilang mau ke Terminal Phuket 2 buat naik bus ke Bangkok. Terus kami tanya kendaraan buat ke sana, enaknya naik apa. Eh ditawarin pesen taksi, 200 baht. Dijemput di penginapan katanya. Okelah, iya-in aja karena udah capek dan ga mau ketinggalan bus juga. Kami minta dijemput jam setengah lima aja, supaya ga terburu-buru.

Sambil nunggu jemputan, kami memutuskan buat makan siang dulu, makan nasi ayam lagi hahaha. Barang-barang dititipin di penginapan.

Makan nasi ayam terakhir di Phuket :(

Nah pas jam setengah 5, kami tanya ke penjaga penginapan, memastikan apa taksinya udah jalan? Lah ternyata taksi yang dimaksud adalah taksi hotel, yaitu mobil penjaga hotel itu hahahaha. Yaudah akhirnya kami dianterin sama mas penjaga hotel itu.



TERMINAL PHUKET 2

Udah nyampe terminal, kami tukar tiket (sebelumnya udah booking di sini) , dan masih harus nunggu sampe jam setengah 7. Ga terasa sih, soalnya di terminal Wi-Fi nya kenceng banget hehehehe.




Bus yang kita naiki itu adalah bus antarkota , model tingkat gitu. Di sana kami dapet selimut, snack, air mineral. Bus tentunya ber-AC dan nyaman untuk perjalanan jarak jauh. Perjalanan dari Phuket menuju Bangkok adalah 12 jam. Daaaaaaan, Bangkok, here we go !!

Biaya hari ke-3
Pink Truck           : 2 x 15 baht = 30 baht
Tuk-tuk Phuket    : 100 baht/3 = 30 baht
Oleh2 sovenir      : 700 baht
Minum                 : 50 baht
Makan siang       : 40 baht
Taksi                   : 200 baht/3 = 67 baht
Bus                     : 695 baht
________________________________________

Total                   : 1.612 baht (Rp 661.000)
Copyright © 2014 WELCOME TO MY WORLD !