Feb 19, 2013

JADI HANTU !




Dua sosok hantu itu berdiri di bawah rimbunnya pohon penghias jalan protokol. Angin malam berhembus perlahan menemani rintik-rintik hujan. Tengah malam begini, masih saja ada orang yang lalu lalang melintasi jalan. Tak peduli dengan cerita konyol masyarakat tentang angkernya tempat yang dilalui, mereka tetap saja berkeliaran mencari apa yang ingin dicarinya.
Keempat mata hantu itu memandang sekeliling. "Aku bosan berada di sini," ujar hantu pertama.
"Mengapa bosan? Bukankah rumah kita memang disini?" kata hantu kedua.
"Entah, aku juga tidak tahu. Aku merasa bosan!"
"Lalu apa maumu? Kemana kita?"
"Ikuti aku."
Mereka meninggalkan kediaman semu mereka, berjan menyusuri trotoar yang becek karena air hujan. Melihat hal itu, aku segera berdiri. Seperti dirasuki roh kijang, aku berlari menerobos hujan. Tak cepat namun entah mengapa tiba-tiba aku sudah berhadapan dengan kedua hantu itu.
"Hei, mau kemana kalian?" tanyaku terengah-engah.
"Siapa kau, hai manusia?" tegur hantu pertama.
"Ya." jawabku singkat. Mereka saling memandang. Warna hitam di kelopak dan cekungan matanya sekilas bertambah hitam. Aku bergidik ngeri.
"Tunggu. Mengapa kali ini kalian menggunakan kaki kalian? Bukankah selama ini kalian hanya melayang-layang manja? Oh, maksudku, melayang tanpa beban." kataku gugup.
Tanpa ampun mata mereka menyorot tajam ke arahku. Bulu kudukku meremang seketika.
"Oh, hentikan menatapku seperti itu," gumamku.
"Kau mengusik kami!" desis hantu kedua.
"Tu-tu-tunggu. Bukan seperti itu maksudku. A-a-aku sebenarnya ingin ikut bersama kalian. Oh em, bukan. Maksudku ...." Ah! Mengapa aku menjadi seperti orang bodoh? Untuk berbicara saja sulit. Saraf-saraf otakku membeku.
Aku semakin lemas ketika tiba-tiba mereka menyambar tanganku. Dingin sekali. Seperti es.
Aku tak bisa berbuat apa-apa. Pandanganku kabur. Kakiku .. Oh, ada apa dengan kakiku? Kemana kakiku?
Aku hanya menyadari bahwa aku sedang terbang, melayang-layang di langit yang gelap. Bersama mereka. Bersama kuntilanak-kuntilanak itu.

***

Nah ini sebenarnya fiksi, merupakan penggalan dari mimpiku semalam. Sebenarnya masih ada kelanjutannya, yaitu bertemu Power Ranger dan melihat hantu itu bertarung dengan pahlawan super legendaris. Huh, akhir-akhir ini mimpiku memang aneh. Ga mutu banget. But it's scaring me ><


*

Feb 14, 2013

JANGAN LELAH DAN LENGAH!

Hello again bloggies!
Pagi ini aku mau share sedikit tentang pengalaman rohani. Maaf buat teman-teman yang tidak sama denganku, ini hanya sekedar berbagi kisah dan mungkin ada hikmah yang bisa diambil.

Tadi malam, ga seperti biasanya, aku agak sulit buat terlelap. Memejamkan mata sih iya, tapi otak terus memikirkan banyak hal. Banyak yang mondar-mandir di pikiranku. Aku mencoba buat mendengarkan musik yang *kata orang* bisa menenangkan dan mengundang kantuk lebih cepat. Okesip, aku coba. Udah 45 menitan, tapi tetep aja ga ngantuk, malahan nyanyi-nyanyi ga jelas dan kurasa aku menganggu mereka yang udah ngantuk hahahahaha.
Jadi aku ambil kesimpulan untuk diriku bahwa musik tidak membuat tidur nyenyak, tapi malah bikin aku ga ngantuk.
Nah ga tau kenapa, tiba-tiba seperti ada yang membisiki aku: "Kalau kamu ga pernah meminta, bagaimana kamu mau diberi?"
Aku tersadar, akhir-akhir ini aku jarang berdoa. Aku mulai jauh dari Tuhan, bahkan hari Minggu kemarin aku malas ke gereja. Padahal selama ini aku merasakan berkat-Nya yang melimpah dalam hidup aku. Aku sadar bahwa aku dekat dengan Tuhan hanya ketika aku mendapatkan masalah, banyak pergumulan, dan ketika aku merasa sendiri. Namun ketika aku sedang bersenang-senang bersama kehidupan, secara tak langsung aku menjauhi Dia. Huh, macam apa aku ini.
Tapi aku bersyukur banget, malam itu aku seperti diingatkan. Tuhan benar-benar baik. Dia mengasihi aku, ibarat ayah yang sayang sama anaknya. Saat aku berbuat salah atau mulai keluar jalur, aku ditegur-Nya. Aku diingatkan-Nya. Ga pernah sedetikpun Dia meninggalkan aku.
Aku lalu berdoa.

Mengucap syukur, buat semua yang sudah Tuhan beri sepanjang hidup ini. Berkat, keluarga, dan teman. Bersyukur buat segala yang pernah terjadi dalam hidup aku. Bahkan aku mensyukuri semua masalah dan pergumulan yang ada. Ini salah satu cara agar imanku bertumbuh dan terbentuk menjadi lebih baik.

Memohon ampun, atas semua dosa yang pernah aku perbuat. Baik yang sengaja maupun yang ga aku sadari. Ga ada dosa kecil maupun besar. Semua dosa itu sama.
Memohon dan berharap. Nah, pertama aku minta agar aku diberi bahu yang kuat untuk menopang. Aku ga minta sama Tuhan agar Dia mengambil atau mengurangi masalah yang ada. Aku hanya ingin supaya aku diberi 'kekuatan' untuk mengahadapinya. "Kuatkan aku, ya Tuhan, supaya aku dapat menjalani kehidupanku ini."

Lalu aku minta agar diberi kesehatan dan damai sejahtera. Bukan hanya untukku pribadi, tapi untuk semua orang. Untuk keluargaku, untuk teman-temanku. Dan aku minta agar semuanya dicukupkan. Dicukupkan berkatnya.

Sebenarnya banyak sekali permohonan yang terucap. Permohonan bersifat pribadi ataupun untuk orang banyak. Permohonan yang menurut akal manusia itu tidak logis, aku ga canggung buat mengatakannya.
Ya, kalo kita meminta, kita pasti akan diberi jika itu memang baik buat kita.
Ibaranya gini. Kita sedang butuh uang untuk beli buku, kalo kita ga minta uang itu pada orang tua kita, mana tau mereka kalo kita lagi butuh duit.
Matius 7:7-8      
"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.
         
Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetuk, baginya pintu dibukakan."

Kalo kita merasa butuh, ya bilang. Tuhan ga pernah bosan mendengar doa kita kok. Ketika kita merasa lemah, ketika kita membutuhkan sesuatu, ketika kita butuh sandaran, berdoa aja.
Mazmur 34:16
"Mata TUHAN tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong;"
Mazmur 34:18
"Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, maka TUHAN mendengar, dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya."

Ga usah ragu, kalian tahu, ada kuasa yang luar biasa lho di dalam doa itu. Jika kita yakin dan tekun berdoa, pasti kamu bakal merasakan tangan Tuhan menjamahmu. Seperti yang kita tau, bahwa dalam berdoa, ada 3 jawaban yang Tuhan berikan yaitu Ya, Tidak, atau Nanti dulu.
Kurasa kalian sudah mengerti apa maksudnya. Di sini aku cuma ingin meyakinkan kalian bahwa jangan ragu kepada Tuhan. Ingat, doa itu nafas orang percaya.
Amin, teman-teman? Amin!

Selamat pagi, selamat beraktivitas!
Tuhan memberkati.

Feb 13, 2013

[REVIEW]: MAMA

Melanjutkan yang sebelumnya ...

Film 2
MAMA

Sepintas dari judulnya kelihatan seperti film keluarga. Tapi ga sikron dengan covernya yang hmmmmm bisa bikin bulu kuduk disco darurat.
Jadi gini. Di awal film diceritakan ada seorang ayah yang sudah membunuh rekan bisnis dan isterinya. Membunuh rekan bisnis mungkin karena ada faktor X ya, tapi kalo membunuh istrinya kayaknya karena ga sengaja gitu deh.
Nah terus si Ayah itu mengajak dua anak perempuannya, Victoria dan Lilly, pergi entah kemana (ga diketahui). Tapi apesnya, mereka jatuh ke jurang. Untunglah di sana ada sebuah rumah kosong jadi mereka bisa menghangatkan diri di situ. Eh si Ayah ini psikopat kali ye, dia mencoba buat menembak anaknya itu. Pas udah mau njedorin, ga tau datang darimana, ada sesosok makhluk yang mencengkeram dia dan akhirnya mati deh.
Selama 5 tahun kedua anak itu hidup hanya berdua di rumah kosong itu.
Sampai suatu saat, saudaranya (Lucas) menemukan mereka dan berniat mengadopsi. Victoria dan Lilly menjalani terapi psikologi karena keadaan psikologis mereka tidak berkembang dengan baik. Iyalah, selama 5 tahun hidup berdua, padahal mereka masih di bawah umur. Ketika diterapi semacam hipnotis itu, Victoria cerita kalo selama ini ada yang merawat dia. Dipanggilnya Mama.
Memang sih, ketika di rumah, banyak banget kejadian aneh yang terjadi. Di kamar, Lilly main tarik-tarikan gorden, padahal Victoria lagi di luar. Nah lho?

Kekasih Lucas, Annabel, juga merasakan hawa yang berbeda ketika Victoria dan Lilly tinggal bersama mereka. Banyak hal yang menakutkan dan tidak masuk akal bagi Annabel.
Samapi pada akhirnya Annabel menyadari ada sesuatu yang terjadi dan ikut dibawa kedua anak itu dari rumah kosong.
Setelah diselidiki, dibantu oleh psikolog dan orang yang memegang arsip rumah sakit jiwa, ternyata diketahui bahwa ada seorang wanita tidak waras yang kabur dan menculik bayi. Dia dikejar oleh warga karena wanita itu juga telah membunuh suster. Dia berlari hingga sampai di ujung tebing. Tanpa pikir panjang lagi ia terjun ke danau sambil tetap menggendong bayinya. Namun sayang, ada dahan pohon sehingga tubuhnya tercabik dan bayinya tersangkut di sana.
Di duga arwah wanita itu mencari-cari si bayi dan akhirnya dia menemukan Victoria beserta Lilly di rumah kosong tersebut.
Nah, bagaimana kelanjutannya? Apakah Victoria, Lilly, Lucas, dan Annabel terlepas dari teror Mama? Apakah Mama dapat menemukan kembali bayi yang dicarinya?

Mendingan nonton dulu aja filmnya. Buat yang emang seneng banget sama film bergenre horor, ini wajib masuk list kamu :D
Beberapa scene:


Feb 12, 2013

[REVIEW]: HASEL&GRETEL WITCH HUNTER

Dalam waktu satu minggu ini, ada 2 film bagus yang udah aku tonton.
Film pertama yaitu Hansel & Gretel: Witch Hunter (3D) .
Sedangkan film kedua adalah Mama.
Ga tau kenapa tiba-tiba aku jadi suka nonton film. Memang ga sayang uang, soalnya untuk kesenangan diri sendiri juga kok. Tapi jangan sering-sering juga kali ya ~
Tahun ular kali ini emang diawali dengan banyak film bagus yang nangkring di 21 atau XXI. Didominasi film luar, aku yakin beberapa bulan ke depan uangku bakal cepet habis cuma buat bolak-balik ke bioskop.
Film yang lagi pengin banget aku tonton selanjutnya adalah Les Miserables.

Oke ga usah banyak basa-basi lagi, aku mau kasih sedikit ulasan tentang film-film yang udah aku tonton itu. Aku recomend banget deh buat kalian tonton juga.

Film 1
HANSEL & GRETEL: WITCH HUNTER (3D)

Dilihat dari judulnya, aku membayangkan film ini pure menceritakan tentang Hansel dan Gretel menurut karya H.C. Andersen. Bedanya hanya pada tampilan kartun yang ditransform jadi manusia. Ternyata dugaanku meleset cukup jauh. Awalnya memang menceritakan kisah aslinya, lengkap dengan rumah kuenya. Tapi kok cepet banget penyihirnya mati? Kok gitu aja? Eh ternyata itu baru awal alias intronya doang. Okesip lanjut.
Film ini menceritakan kelanjutan dari Hansel & Gretel kartun. Jadi, ceritanya di sini mereka sudah dewasa dan dikenal sebagai pemburu penyihir jahat karena semenjak kejadian di rumah kue, mereka banyak membunuh penyihir.
Suatu ketika, di sebuah kota, ada peristiwa penculikan anak-anak dan ada seorang wanita yang dituduh sebagai penyihir jahat itu. Namanya Mina.
Hansel menyatakan bahwa Mina bukanlah penyihir hitam dan kemudian petualangan Hansel & Gretel pun dimulai.
Mereka mencari penyihir dan anak-anak yang diculik sampai ke dalam hutan. Dan memang benar, mereka diculik oleh penyihir hitam untuk memenuhi syarat ritual. Ritual itu mengharuskan para penyihir untuk menculik 12 anak yang bulan lahirnya dari Januari sampai Desember.
Pertarungan demi pertarungan terjadi. Sampai pada akhirnya, puncak pertarungan ada ketika tinggal satu anak yang kurang, yaitu dia yang lahir pada bulan April.
Pertarungan sengit tak terelakan, namun Hansel dan Gretel tak hanya berdua. Mereka dibantu oleh beberapa orang lagi, yang salah satunya adalah penggemar berat mereka (lupa namanya) .
Ada pula sebongkah seorang sesosok ogre, yang notabene hanya patuh pada penyihir, ikut membantu mereka melawan penyihir hitam. Lah, jadi? Hansel & Gretel itu penyihir juga? Sebenarnya orang tua mereka kenapa tega membuang mereka ke hutan sih? Bagaimana nasib anak-anak itu, apakah pada akhirnya mereka berhasil menjadi korban ritual?

Penasaran kan?
Nah makanya nonton aja, dijamin ga nyesel deh. Apalagi kalau nonton versi 3D-nya. Makin seru karena sound dan grafiknya keren banget!

Beberapa scene :





Feb 6, 2013

FIRST PRESENTATION ~

Nood goon bloggies :)

Hari ini aku mau cerita tentang presentasi pertama aku di kantor. Iya sih, bukan presentasi yang gede, cuma presentaiin apa yang udah aku pelajari selama 1 bulan selepas training.
Aku ambil topik Seat Inventory karena dari beberapa bab yang udah aku pelajari, aku merasa yakin dengan bab yang ini.
Powerpoint udah aku kirim ke senior tepat waktu, yaitu H-2 dari hari ini.
Dari semalem aku deg-degan banget anjir kaya mau ikut pentas idola cilik aja zzz -.-
Mana hari ini aku lagi ga enak perut pula. Ga bersahabat banget deh suasana hari ini. Jam 9.15 anak-anak Batch-3 disuruh masuk ke ruangan. Kita persiapan dulu, terlebih aku yang lebay harus persiapin mental dan materinya so pasti lol XD
Di jadwal yang udah di-emailin sih aku giliran ke-3, yaitu jam 10.30. Tapi gatau kenapa, terjadi perubahan jadwal dan aku menjadi giliran terakhir di kloter ini yaitu jam 11.00.
Awalnya aku merasa yakin dengan PPT yang udah aku bikin. Udah aku tes berkali-kali di desktop aku dan itu berasa oke banget, Aku juga udah nyiapin mesti ngomong apa dan gimana di depan teman-teman dan para senior.
Nah aku tekan tuh F5. Eh buset tampilannya beda. Mungkin karena resolusinya beda kali ya atau karena dia pake MsOffice2010 aku gatau >< Lumayan acakadul huh. Apalagi banyak hiperlink yang ga jalan >< Parah banget.
Gesture dan kata-kata yang udah aku siapkan pun buyar. Entah apa. Aku ngomong apa adanya. Untungnya, karena lagi ada problem mendadak, banyak senior yang keluar ruangan buat menyelesaikan problem itu. Dan senior dari Reservasi (bagianku) membantu banget. Terkadang mereka ikut ngomong kalo ada yang tanya dan ikut membenarkan apa yang aku bilang. Okesip.
Sesi tanya jawab juga udah lumayan beres. Dan 30 menit pun berlalu. Itu tandanyaaaaaaaa, selesai ~~

HANSEL & GRETEL (Story)



Once upon a time a very poor woodcutter lived in a tiny cottage in the forest with his two children, Hansel and Gretel. His second wife often ill-treated the children and was forever nagging the woodcutter.

   "There is not enough food in the house for us all. There are too many mouths to feed! We must get rid of the two brats," she declared. And she kept on trying to persuade her husband to abandon his children in the forest.

   "Take them miles from home, so far that they can never find their way back! Maybe someone will find them and give them a home." The downcast woodcutter didn't know what to do. Hansel who, one evening, had overheard his parents' conversation, comforted Gretel.

   "Don't worry! If they do leave us in the forest, we'll find the way home," he said. And slipping out of the house he filled his pockets with little white pebbles, then went back to bed.

   All night long, the woodcutter's wife harped on and on at her husband till, at dawn, he led Hansel and Gretel away into the forest. But as they went into the depths of the trees, Hansel dropped a little white pebble here and there on the mossy green ground. At a certain point, the two children found they really were alone: the woodcutter had plucked up enough courage to desert
them, had mumbled an excuse and was gone.

   Night fell but the woodcutter did not return. Gretel began to sob bitterly. Hansel too felt scared but he tried to hide his feelings and comfort his sister.

   "Don't cry, trust me! I swear I'll take you home even if Father doesn't come back for us!" Luckily the moon was full that night and Hansel waited till its cold light filtered through the trees.

   "Now give me your hand!" he said. "We'll get home safely, you'll see!" The tiny white pebbles gleamed in the moonlight, and the children found their way home. They crept through a half open window, without wakening their parents. Cold, tired but thankful to be home again, they slipped into bed.

   Next day, when their stepmother discovered that Hansel and Gretel had returned, she went into a rage. Stifling her anger in front of the children, she locked her bedroom door, reproaching her husband for failing to carry out her orders. The weak woodcutter protested, torn as he was between shame and fear of disobeying his cruel wife. The wicked stepmother kept Hansel and Gretel under lock and key all day with nothing for supper but a sip of water and some hard bread. All night, husband and wife quarreled, and when dawn came, the woodcutter led the children out into the forest.

   Hansel, however, had not eaten his bread, and as he walked through the trees, he left a trail of crumbs behind him to mark the way. But the little boy had forgotten about the hungry birds that lived in the forest. When they saw him, they flew along behind and in no time at all, had eaten all the crumbs. Again, with a lame excuse, the woodcutter left his two children by
themselves.

   "I've left a trail, like last time!" Hansel whispered to Gretel, consolingly. But when night fell, they saw to their horror, that all the crumbs had gone.

   "I'm frightened!" wept Gretel bitterly. "I'm cold and hungry and I want to go home!"

   "Don't be afraid. I'm here to look after you!" Hansel tried to encourage his sister, but he too shivered when he glimpsed frightening shadows and evil eyes around them in the darkness. All night the two children huddled together for warmth at the foot of a large tree.

   When dawn broke, they started to wander about the forest, seeking a path, but all hope soon faded. They were well and truly lost. On they walked and walked, till suddenly they came upon a strange cottage in the middle of a glade.

   "This is chocolate!" gasped Hansel as he broke a lump of plaster from the wall.

   "And this is icing!" exclaimed Gretel, putting another piece of wall in her mouth. Starving but delighted, the children began to eat pieces of candy broken off the cottage.

   "Isn't this delicious?" said Gretel, with her mouth full. She had never tasted anything so nice.

   "We'll stay here," Hansel declared, munching a bit of nougat. They were just about to try a piece of the biscuit door when it quietly swung open.

   "Well, well!" said an old woman, peering out with a crafty look. "And haven't you children a sweet tooth?"

   "Come in! Come in, you've nothing to fear!" went on the old woman. Unluckily for Hansel and Gretel, however, the sugar candy cottage belonged to an old witch, her trap for catching unwary victims. The two children had come to a really nasty place.

   "You're nothing but skin and bones!" said the witch, locking Hansel into a cage. I shall fatten you up and eat you!"

   "You can do the housework," she told Gretel grimly, "then I'll make a meal of you too!" As luck would have it, the witch had very bad eyesight, an when Gretel smeared butter on her glasses, she could see even less.

   "Let me feel your finger!" said the witch to Hansel every day to check if he was getting any fatter. Now, Gretel had brought her brother a chicken bone, and when the witch went to touch his finger, Hansel held out the bone.

   "You're still much too thin!" she complained. When will you become plump?" One day the witch grew tired of waiting.

   "Light the oven," she told Gretel. "We're going to have a tasty roasted boy today!" A little later, hungry and impatient, she went on: "Run and see if the oven is hot enough." Gretel returned, whimpering: "I can't tell if it is hot enough or not." Angrily, the witch screamed at the little girl: "Useless child! All right, I'll see for myself." But when the witch bent down to peer inside the oven and check the heat, Gretel gave her a tremendous push and slammed the oven door shut. The witch had come to a fit and proper end. Gretel ran to set her brother free and they made quite sure that the oven door was tightly shut behind the witch. Indeed, just to be on the safe side, they fastened it firmly with a large padlock. Then they stayed for several days to
eat some more of the house, till they discovered amongst the witch's belongings, a huge chocolate egg. Inside lay a casket of gold coins.

   "The witch is now burnt to a cinder," said Hansel, "so we'll take this treasure with us." They filled a large basket with food and set off into the forest to search for the way home. This time, luck was with them, and on the second day, they saw their father come out of the house towards them, weeping.

   "Your stepmother is dead. Come home with me now, my dear children!" The two children hugged the woodcutter.

   "Promise you'll never ever desert us again," said Gretel, throwing her arms round her father's neck. Hansel opened the casket.

   "Look, Father! We're rich now . . . You'll never have to chop wood again."

   And they all lived happily together ever after.
 
The End
Source : http://ivyjoy.com/
***********************************************************************************
Di sebuah desa pada zaman dahulu hiduplah sebuah keluarga bahagia. Mereka mempunyai dua orang anak yang manis, namanya Hans dan Gretel. Suatu ketika Ibu tercinta meninggal karena sakit. Sejak kematian sang Ibu, mereka selalu bersedih sepanjang hari.

Agar mereka tidak bersedih, kemudian Ayah mengambil Ibu baru untuk menghIbur mereka. Ternyata Ibu baru ini sangat jahat dan memperlakukan mereka dengan buruk. Dari pagi hingga petang mereka disuruh terus bekerja dan hanya diberi makan satu kali.

Musim kemarau pun tiba, dan mereka tidak mempunyai makanan apa-apa. Sang Ibu menyuruh anak-anak untuk dibawa ke hutan dan meninggalkannya di sana.

Ayah sangat terkejut mendengarnya ” Bicara apa kau, apa kau ingin anak-anak mati ?! “
” Kau ini memang bodoh, kalau kita tidak melakukannya, kita semua akan mati !”

Sementara itu dari balik kamar , Hans dan Gretel mendengarkan pembicaraan mereka. Mereka ketakutan dan Gretel pun menangis.
Akhirnya Ayah tidak bisa berbuat apa-apa karena istrinya terus mendesaknya.
“Ah… apa kita akan mati di hutan ?! “
” Ssst.., aku punya ide bagus, ” ucap Hans. Lalu ia keluar rumah dan mengumpulkan batu-batu kecil putih yang bila terkena cahaya bulan, akan bersinar.

Pada esok paginya dengan berteriak keras, Ibunya membangunkan Hans dan Gretel. Sebelum berangkat ia memberikan sepotong roti kepada mereka. Setelah itu semua berangkat menuju hutan.

Sambil berjalan Hans membuang batu kecil putih satu per satu yang ada dalam kantongnya.
Karena berjalan sambil menoleh ke belakang, Ayah menjadi curiga.
” Sedang apa, Hans ? “
” Aku sedang memandang kucing yang ada di atas rumah,” jawab Hans berbohong. Lalu tibalah mereka di tengah hutan.

Ayah dan Ibunya pergi ke hutan yang lebih jauh lagi untuk menebang kayu dan meninggalkan mereka.
Rasa sedihpun berganti gembira setelah di tengah hutan Hans menemukan seekor kupu-kupu dan Gretel membuat kalung dari bunga. Mereka sangat gembira karena bisa bermain-main bersama teman baru mereka seperti kelinci, bajing dan burung-burung kecil.

Tanpa terasa waktu berlalu, mataharipun mulai tenggelam dan hari mulai gelap. Suara burung-burung yang indah kini berganti dengan suara angin yang berdesir.

Gretel menangis tersedu-sedu karena takut. Hans berkata menenangkan, “Jangan menangis, jika cahaya bulan muncul, kita pasti akan pulang dengan selamat “.

Tak lama kemudian, dari sela-sela pohon muncullah cahaya bulan yang bersinar dengan terang. Hans segera mengajak Gretel untuk pulang ke rumah.

Hans memegang tangan Gretel dan menyusuri jalan di hutan tanpa ragu-ragu.

” Kak, kok bisa berjalan tanpa bingung di hutan yang gelap begini?”
“Oh… batu kecil putih yang kujatuhkan ketika kita datang, bersinar karena kena sinar bulan dan itu akan menolong kita pulang ke rumah.”

Tibalah mereka di rumah, sang Ibu heran melihatnya dan mencari tahu bagaimana mereka bisa sampai di rumah dengan mudah. Ketika ia membuka pintu, ia melihat batu kecil putih yang bersinar. Agar mereka tidak bisa mengumpulkan batu putih itu lagi, Ibu mengunci pintu kamar mereka. Hans dan Gretel menjadi panik karenanya.
Sebelum tidur mereka berdoa pada Tuhan, meminta perlindungan.

Keesokan harinya seperti kemarin, Ibu membangunkan mereka dan membawa mereka ke hutan. Hans tidak kehabisan akal. Dengan terpaksa ia mencuil-cuil potongan roti dan menjatuhkannya di jalan sambil berjalan.

Tapi malang, jejak yang sudah dIbuatnya susah payah dimakan oleh burung-burung kecil. Sampailah mereka di dalam hutan. Kembali Ayah dan Ibunya meninggalkan mereka dan masuk ke hutan yang lebih jauh.
Merekapun bermain-main dengan binatang-binatang di dalam hutan.

Akhirnya malampun tiba. Ketika cahaya bulan mulai bersinar mereka beranjak pulang. Dengan susah payah dicarinya potongan-potongan roti sebagai petunjuk jalan untuk pulang ke rumah.
” Kak, apa yang telah terjadi dengan potongan-potongan roti itu ?” teriak Gretel cemas.
” Mungkin dimakan oleh burung -burung kecil “
” Uhh.., kalau begitu kita tidak bisa pulang ke rumah.”

Di dalam hutan bergema suara lolongan keras. Mereka berdua amat ketakutan. “Kak, aku takut, kita akan mati !” Gretel mulai menangis.
” Jangan khawatir dik, Ibu yang ada di surga pasti menolong kita.”

Karena lelah, mereka akhirnya tertidur dengan pulas di bawah pohon. Cahaya matahari pun mulai bersinar dan mengenai wajah mereka. Hans dan Gretel terbangun dan disambut suara kicauan burung.

Tiba-tiba mereka mencium bau masakan yang lezat. Segera mereka berlari ke arah datangnya bau lezat itu. Seperti mimpi mereka melihat rumah kue, atapnya terbuat dari tart, pintunya dari coklat, dan dindingnya dari biskuit.

Cepat-cepat mereka mendekati rumah itu dan memakannya.
Tiba-tiba terdengar suara keras yang bergetar.

“Siapa itu, berani memakan rumah kue kesayanganku ?”, muncullah seorang nenek sihir tua dengan wajah menyeramkan serta mata merah yang bersinar, lalu menangkap mereka berdua.
” Hi… Hi…. Hi…. anak-anak yang lezat, sebagai hukuman karena telah memakan rumput kue kesukaanku, aku akan memakan kalian .”
Dengan kasar nenek sihir itu menyeret Hans masuk ke dalam penjara. Setelah itu ia berkata kepada Gretel,
“Mula-mula aku akan menggemukkan anak laki-laki itu, lalu aku akan memakannya. “
“Sekarang kau buat makanan yang enak biar makannya banyak ! “

Nenek sihir itu sudah tua sekali dan matanya mulai rabun. Pada saat itu Hans dan Gretel saling berpegangan tangan memberi semangat supaya mereka tabah.
” Tabahlah Gretel, Ibu yang ada di surga pasti melindungi kita “.

Suatu hari nenek mendekati penjara Hans untuk melihat apakah tubuh Hans sudah menjadi gemuk atau belum.
“Aku lapar, sudah seberapa gemuk tubuhmu, ayo ulurkan tanganmu ! “
Hans yang pintar tidak kehilangan akal, ia mengetahui kalau mata nenek sudah rabun segera dikeluarkannya tulang sisa makanan kepada nenek yang rabun lalu nenek memegangnya.

Betapa kecewanya nenek karena sedikitpun Hans tidak bertambah gemuk. Karena kecewa lalu ia bermaksud untuk memakan Gretel. Kemudian Gretel disuruh membakar roti.
Selagi Gretel menyalakan api di tungku, si nenek mencoba mendorongnya ke nyala api.

Untunglah Gretel mengetahui maksud nenek, cepat-cepat ia berbalik pergi ke depan tungku.
“Nek, aku tidak bisa membuka tutup tungku ini .”
Nenek sihir tidak sadar kalau ia sedang diperdaya Gretel dan ia membuka tutup tungku.

Tanpa membuang kesempatan, Gretel mendorong nenek ke tungku.
“Ahh… tolong…. panas ! ” teriak nenek kesakitan. Gretel tidak memperdulikan teriakan nenek malah dengan cepat ia menutup pintu tungku, lalu berlari ke arah penjara untuk menolong Hans.
“Gretel, kau berhasil. Ibu yang di surga telah melindungi kita.” Karena bahagia mereka berpelukan.

Ketika akan pergi dari rumah kue tanpa sengaja mereka menemukan banyak harta karun. Setelah itu mereka keluar rumah, tetapi malang jalan itu terpotong oleh sungai besar.

Mereka menjadi bingung. Saat itu entah dari mana datangnya tiba-tiba muncul seekor angsa cantik.
” Ayo, naiklah ke punggungku, ” ucap angsa itu ramah. Satu per satu angsa itu mengantarkan mereka menyeberang sungai.

Setelah sampai, angsa itu menunjuk-kan jalan bagi mereka berdua dari atas langit. Sampailah mereka di batas hutan.
Tanpa mereka ketahui sebenarnya angsa itu adalah Ibu mereka yang ada di surga. Angsa itu kemudian menghilang. Setelah itu muncullah Ayah mereka yang sangat cemas.
“Anak-anakku tersayang, maafkanlah Ayah. Ayah tidak akan meninggalkan kalian lagi “.

Lalu Ayah menceritakan kepada mereka bahwa Ibu tiri yang jahat sudah meninggal karena sakit. Akhirnya mereka pun hidup bahagia selamanya.
Copyright © 2014 WELCOME TO MY WORLD !