Jul 28, 2015

[TRIP] THAILAND: BANGKOK (DAY 4)


Setelah 12 jam di atas bus menuju Bangkok, akhirnya sampailah kita di terminal Sai Tai Mai (Southern Terminal). Ohya, buat yang pertama kali naik bus dari Phuket ke Bangkok, jangan lupa pas mau turun, tanya dulu itu di terminal mana ya .. Soalnya bus juga sempat berhenti di Mo Chit (Northern Terminal).

Itinerary:

Check-in (Khaosan Road)
Grand Palace
Wat Pho
Wat Arun
Asiatique

DARI SAI TAI MAI TERMINAL KE KHAOSAN ROAD

Abis menyelonjorkan kaki dan sarapan bekal sebentar, kami mulai cari kendaraan untuk ke penginapan. Kami udah pesan hostel di Khaosan Road. Lucky House merupakan salah satu penginapan yang kami rekomendasikan, karena harga terjangkau, fasilitas OK banget, lokasi strategis, dan tidak terlalu bising oleh hingar bingar Khaosan Road di malam hari. 

Dari terminal, kami naik bus nomor 511 warna oranye. Agak jauh sih memang, sekitar 20 menit perjalanan. Harga karcisnya sekitar 20-an baht (lupa), dengan fasilitas AC.


Bus 511 yang ujung kanan


Dalem bus 511 nih, masih kosong

Kondektur di bus umum ini beda dengan yang ada di Indonesia. Mereka berseragam rapi dan membawa semacam tabung dari kayu sebagai tempat koin dan karcisnya. Kebanyakan kondekturnya juga perempuan.

Kami berhenti dan turun di bus stop Ratchadamnern Soi (*Soi = jalan). Karena kami bingung mau ke mana dan ga tau arah Khao San Road, kami terpaksa naik tuk-tuk biar ga ribet sama barang bawaan juga. Abis nego lumayan panjang, akhirnya dapet 150 baht buat sampe ke penginapan. (Awalnya seneng banget karena dapet murah, 1 orang cuma 50 baht. Tapi setelah tau daerah situ, ternyataaaaaaaa deket banget dari tempat bus stop tadi ke penginapan. Jalan kaki aja bisa. Hahahahaha :D) Sampe di penginapan, check-in, beberes, terus istirahat bentar.

Tuk-Tuk 'murah'


DARI KHAOSAN ROAD KE GRAND PALACE - WAT PHO - WAT ARUN

Sekitar jam setengah 10 pagi, kami mulai jalan. Tujuan pertama adalah Grand Palace. Dari Lucky House kami jalan ke arah kanan, menuju Ratchadamnern Soi. Terus nyebrang ke arah Sanam Luang. Jalan lurus teruuuuuus (soalnya jauh dan panas bangetttttttt). Udah nyampe pertigaan, nyebrang aja, Grand Palace ada di seberang jalan. Terus tinggal cari aja pintu masuknya.


Harga tiket masuk Grand Palace 500 Baht. Selain dapat tiket masuk Grand Palace, ada tiket terusan:

*Harus digunakan di hari yang sama*
- Temple of Emerald Buddha
- Queen Sirikit Museum Textile

*Bisa digunakan di hari yang berbeda*
- Ananta Samakhome Throne Hall
- Vimanmek Mansion
- Abhisek Dusit Throne Hall
NOTE: JANGAN LUPA BAWA PAYUNG, TOPI, DAN SEJENISNYA. JANGAN MEMAKAI CELANA/ROK PENDEK DAN BAJU LENGAN PENDEK. 





Oke, setelah berpanas-panasan di Grand Palace, kami lanjut ke Wat Pho. Letaknya ga jauh dari Grand Palace sih, tapi karena udah kecapekan dan males jalan, kami cari tuk-tuk lagi dan dapet harga 100 baht.

Harga tiket masuk Wat Pho 100 baht. Jangan dibuang ya, karena bisa ditukar air mineral dingin dan akses Wi-Fi gratis. Nah, sebelum masuk ke kuil Buddha tidur ini, kami diminta untuk melepaskan alas kaki dan topi. Tenang aja, ada kantong yang disediakan buat bungkus sepatu atau sendal para pengunjung.


Antre, gantian minta fotoin orang


Tempat utama yang terdapat patung Buddha sedang berbaring ini ga terlalu luas buat jalan. 'Track'nya juga cuma lurus doang jadi kalo mau foto-foto harus gantian sama yang lain. Di jalan menuju pintu keluar, ada deretan mangkok dan disediakan juga penukaran koin di situ. Ada beberapa pengunjung yang menukar koin lalu memasukannya ke dalam mangkok-mangkok yang berjajar rapi sampai pintu keluar. Oh, pantes aja selama kami di situ, ada bunyi gemerincing tanpa henti.

Setelah isitrahat dan memanfaatkan free Wi-Fi di Wat Pho, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke Wat Arun. Ohya, di Wat Pho kita ketemu temen juga lhooo dari Jakarta. Jadi ada temen ngobrol dan sharing itinerary.

Kami memutuskan untuk jalan kaki ke Wat Arun. Kata GMaps, lokasinya deket banget dari Grand Palace. Cuaca masih panaaas banget, tapi apa boleh buat, Bangkok kayaknya dingin kalo malem doang. Hmm, karena lapar, kami coba beli jajanan yang ada di trotoar. Kami berani beli itu karena penjualnya berkerudung hohohoho. Lupa nama makanannya, tapi bentuknya mirip kue leker yang isinya pisang sama coklat. Bisa juga ditambahin madu sebagai toppingnya. Harganya 35 baht. Lumayan buat ganjel perut, selain es krim walls rasa lemon yang dibeli di kafe Grand Palace seharga 15 baht.

Wat Arun letaknya di seberang sungai Chao Praya. Sungai Chao Phraya merupakan sungai terpanjang dan terpenting di Thailand. Sebelum ke dermaga Chao Praya River, Sathorn Pier, kami bernat untuk bersantai-santai dahulu di sebuah taman. Setelah itu kami menuju ke dermaga dan membeli tiket seharga 3 baht untuk sekali penyebrangan.


Sampai di Wat Arun, kami langsung ke area kuilnya, tapi sayang kuil sedang dalam proses renovasi. Meskipun tidak ada larangan untuk masuk, tapi kami tidak berniat untuk masuk ke dalamnya. Apalagi dengan harga tiket masuk sebesar 50 baht. Kami memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar kuil dan berfoto di beberapa spot bagus di area luar kuil. Cukup menarik, kok.







Kami kembali lagi ke dermaga dan menyeberang. Sepertinya taman menjadi tempat yang cocok untuk menikmati senja di Bangkok. Matahari terbeneam sekitar pukul setengah 7, dan meskipun hanya di pinggiran sungai, kami menikmati banget suasana senja di kota itu. Ga kalah sama sunset di pantai ^^






DARI CHAO PRAYA RIVER KE ASIATIQUE

Perjalanan kami selanjutnya adalah menyusuri sungai Chao Praya menuju Asiatique The Frontriver. Asiatique adalah sebuah tempat yang layak buat dikunjungi terutama ketika malam hari. Dari Sathorn Pier tadi, kami masuk ke gerbang yang satunya lagi (bukan loket penyebarangan ke Wat Arun). Beli karcisnya nanti kalo udah masuk perahu, seperti naik bus umum. Harga karcisnya 15 baht. Sambil nunggu perahu datang, kami (masih) asik ngeliatin langit yang makin lama makin oranye. 

(Pastikan naik perahu yang datengnya ke arah kiri kalian ya..Soalnya pertama kami naik perahu yang ke arah kanan, eh nyasar :D Asiatique letaknya ke arah kiri hehehehe. Tapi perjalanan nyasar itu worth it lah karena bisa lebih lama menikmati suasana malam dari Chao Praya. Oh ya, perahu terakhir jam 9 malam)


Pemandangan yang ditemui pas salah naik perahu


Sampai di dermaga terakhir, kami turun dan mengikuti arus orang-orang. Lewat gang gitu deh, terus ada kuil juga (Wat is everywhere hohoho). Abis itu mentoknya ketemu jalan raya. Ambil arah kanan untuk menuju Asiatique.

Jadi, Asiatique itu semacam mall tongkrongan anak gaul, yang juga ada berbagai macam foodcourt dan toko oleh-oleh. Di situ kami susah cari makanan yang berlabel halal, jadi kami makan di KFC aja hohohoho. Tenang aja, menu di KFC Bangkok beda banget sama KFC di Indonesia. Di sini nasi ayamnya di masak lagi dan dikasih saos semacam saos asam manis gitu deh, itu namanya Lime Crisp. Terus tadinya mau coba naik bianglala yang jadi ikon Asiatique, tapi berhubung mahal dan udah kemaleman, gajadi deh huhu.






DARI ASIATIQUE KE KHAOSAN ROAD

Sebenernya bisa naik perahu lagi lewat Chao Praya, kayak pertama kali berangkat, dan turun di dermaga paling deket dg Khaosan Road (tanya sama kondekturnya aja). Tapi berhubung udah jam 10 malem, jadi perahu udah off. Kami naik bus umum lagi, bus nomor 1 warna pink. Nunggunya di halte deket Asiatique. Harga karcisnya lupa :( tapi gak lebih dari 20 baht. Dari situ kami turun di bus stop deket Grand Palace, karena rute bus ga melewati Khaosan Road dan ini bus stop paling deket dengan Khaosan Road (kalo jalan kaki lumayan jauh juga). Jadi kami jalan kaki lagi dari Grand Palace ke Khaosan Road, lewat Sanam Luang. Jalurnya sama kok kayak pas berangkat :D


Biaya hari ke-4
-----------------
Bus 511                                : 20 baht
Tuk-tuk ke penginapan           : 50 baht
Tiket masuk Grand Palace       : 500 baht
Tuk-tuk ke Wat Pho                : 30 baht
Tiket masuk Wat Pho              : 100  baht
Perahu nyeberang Chao Praya : 6 baht PP
Perahu ke Asiatique                : 15 baht
Bus 1                                     : 20 baht
Beli topi                                 : 150 baht
Makan minum jajan dll            : 250 baht
________________________________________

Total                   : 1.141 baht (Rp 467.000)

Jun 18, 2015

[TRIP] THAILAND: PHUKET (DAY 3)


DAY 3 (5 JUNI 2015)

Hari ini, yang merupakan hari terakhir di Phuket, rencananya kami mau menjelajah Phuket Old Town, yang terkenal dengan bangunan-bangunan kunonya yang warna warni itu. Sesudah sarapan (oat dan kue yang dibawa dari Jakarta), kami jalan menuju Yaowarat Road. Dari hostel lumayan jauh ternyata. Kalo ga kuat, mendingan cari taksi sampe ke pertigaan di mana ada bus stop untuk ke Phuket Town. 



Nah berhubung kami belum tau seberapa jauh perjalanan menuju bus stop itu. Awalnya kami ga tau harus naik yang mana, ada beberapa minivan yang lewat, tuktuk, dan truk warna pink. Setelah tanya ke orang, kami dikasih tau supaya naik Pink Songtheaw (angkutan umum berbentuk truk warna pink, dengan 3 kursi panjang) rute nomor 1. Ga lama, truk warna pink itu datang dan kami stop. Kami langsung naik ke belakang, dan kebetulan ada abang2 keneknya jadi kami pastiin dulu kalo angkot ini nyampe ke Phuket Town. Harga karcisnya 15 baht per orang (dan bener2 dikasih karcisnya loh sebagai bukti pembayaran..warna kuning). Di truk itu baru 3 penumpang alias kami doang yang baru naik. Berasa naik truk TNI gitu, Cuma agak lebih terbuka jadi semilir anginnya kemana-mana hehehe.




Dari Yaowarat Road ke Phuket Town, kira-kira 30 menitan deh. Kami diturunin di dekat bundaran di Phuket Town. Angkot itu mau belok ke kiri (ke arah pasar), sedangkan tujuan kami adalah ke arah lurusnya. Dari bus stop itu kami harus jalan sedikit ke arah bunderan dan harus mencari zebra cross buat nyebrang. Kami jalan ga tau mau kemana, karena selama kami jalan, belum ada tanda2 rumah warna warni yang kayak di referensi. Sampai pada akhirnya kami didatengin sama bapak2 tukang tuktuk yang nawarin keliling Phuket naik tuktuk. Dalam pikiran kami, pasti mahal. Kami udah siap2 nolak dan takut kena scam. Tapiiiiiiiiiii, ternyata bapak itu baik banget. Dia nawarin 50 baht per jam. 50 baht doang buat bertiga. 

PHUKET CITY VIEW POINT

Tujuan pertama adalah ke View Point Phuket City. Jalanan lumayan jauh loh, naik gunung gitu. Suasana pegunungan, terus banyak suara serangga –serangga musim panas hahahaha .

Di Tuk-tuk Phuket

Sampai di lokasi, bapak itu nunjukin jalan masuk ke View Point Phuket City. Biaya masuk? Gratis! Hehehehe. Bapak tuktuk menawarkan diri buat menunggu kami selama 30 menitan. Biar kami puas menikmati pemandangan, katanya. Baik banget kan huhuhu.




Berhubung di situ masih sepi, jadi kita puas foto2 sama liat-liat pemandangan kota Phuket dari atas sini. Patung Big Buddha yang gede banget itu juga keliatan dari sini. Lautnya juga keliatan. Bagus deh.  Sayangnya hari udah mulai panas jadi kami udahan dan nyamperin bapak tuktuknya untuk ke destinasi berikutnya.

Kami ditunjukin sebuah brosur dan suruh milih mau kemana. Karena kami backpacker low budget jadi kami tolak semua tempat wisata yang bayar masuknya lebih dari 200 baht hahaha :D Pengin ke Big Buddha sih, tapi jauh bangeeeeeeeeet dari view point ini. Jadi kita pilih ke sebuah market tradisional. Eh sayang banget Cuma buka hari Rabu.Yaudah deh kami bilang ke bapaknya supaya langsung aja ke Phuket Old Town yang ada bangunan warna warninya.

Turun gunung, lewatin jalan yang sama, akhirnya sampai juga di lokasi yang mirip kayak di web referensi hohoho. Ohya, sebelum sampai situ, kami dianterin ke toko sovenir yang lagi diskon sampai 50%. Bapaknya tau banget kalo kami suka yang murah2

Total perjalanan adalah 2 jam , jadi kami bayarnya 100 baht. Sebenernya pengin kasih lebih soalnya bapak ini baik bangeeeeeeeeet. Ga tipu2, mau nungguin, terus ga dianterin ke toko yang mahal (biasanya ada yang sengaja dianter ke toko2 mahal supaya dia dapet untung juga), Tapi bapak itu mintanya sesuai dengan perjanjian, yaudah deh. Ga lupa juga kami minta foto bareng buat kenang-kenangan

Bapak yang baiiiiik :)

PHUKET OLD TOWN

Lanjut perjalanannya, dengan jalan kaki kami menyusuri lagi pinggiran jalan Phuket Old Town. Mirip kaya jalan di perumahan malahan. Sempit, tapi rapih. Banyak lampion, jadi semacam China Town gitu. Di sepanjang jalan banyak toko2 sovenir dan toko2 jajanan. Tapi rata2 pada buka jam 11 siang. Jadi ini toko2 bener2 baru pada siap2 buka.

Jalanan di Phuket TOwn

Romanee Road

Salah satu jalanan 'China Town'



Udah puas jalan2 dan foto2nya, kami memutuskan untuk balik ke penginapan karena jam check-out adalah jam 2 siang. Nah, baliknya juga naik truk warna pink tadi. Nunggunya di depan pasar, ada bus stop disitu. Kami nunggu lumayan lama kali ini.

Kami turun di persimpangan Yaowarat Road dan jalan lagi kayak pas berangkatnya. Mampir dulu di 7eleven, beli minum, haus banget. Tiba-tiba ujan. Untung kami bawa payung. Jadi jalan kaki hujan2an. Lumayan sih, gak panas banget jadinya ..

Nyampe penginapan, kami pikir udah ada warning dari penjaga penginapannya supaya kami suruh cepet beres2 kamar. Tapi sepi2 aja dan kami memutuskan buat istirahat bentar, meluruskan kaki. Jam 3-an kami turun buat check-out. Ditanyain sama penjaganya, mau kemana abis ini, dan naik apa. Kami bilang mau ke Terminal Phuket 2 buat naik bus ke Bangkok. Terus kami tanya kendaraan buat ke sana, enaknya naik apa. Eh ditawarin pesen taksi, 200 baht. Dijemput di penginapan katanya. Okelah, iya-in aja karena udah capek dan ga mau ketinggalan bus juga. Kami minta dijemput jam setengah lima aja, supaya ga terburu-buru.

Sambil nunggu jemputan, kami memutuskan buat makan siang dulu, makan nasi ayam lagi hahaha. Barang-barang dititipin di penginapan.

Makan nasi ayam terakhir di Phuket :(

Nah pas jam setengah 5, kami tanya ke penjaga penginapan, memastikan apa taksinya udah jalan? Lah ternyata taksi yang dimaksud adalah taksi hotel, yaitu mobil penjaga hotel itu hahahaha. Yaudah akhirnya kami dianterin sama mas penjaga hotel itu.



TERMINAL PHUKET 2

Udah nyampe terminal, kami tukar tiket (sebelumnya udah booking di sini) , dan masih harus nunggu sampe jam setengah 7. Ga terasa sih, soalnya di terminal Wi-Fi nya kenceng banget hehehehe.




Bus yang kita naiki itu adalah bus antarkota , model tingkat gitu. Di sana kami dapet selimut, snack, air mineral. Bus tentunya ber-AC dan nyaman untuk perjalanan jarak jauh. Perjalanan dari Phuket menuju Bangkok adalah 12 jam. Daaaaaaan, Bangkok, here we go !!

Biaya hari ke-3
Pink Truck           : 2 x 15 baht = 30 baht
Tuk-tuk Phuket    : 100 baht/3 = 30 baht
Oleh2 sovenir      : 700 baht
Minum                 : 50 baht
Makan siang       : 40 baht
Taksi                   : 200 baht/3 = 67 baht
Bus                     : 695 baht
________________________________________

Total                   : 1.612 baht (Rp 661.000)

Jun 16, 2015

[TRIP] THAILAND: PHUKET (DAY 2)

Day 1 (Touch Down Phuket)


DAY 2 (4 JUNI 2015)

Agenda: 1 Day Tour – Phi Phi Islands

Hari kedua di Phuket ..
Jam 6 pagi kami udah bangun dan bersiap mandi. Rencananya, kami akan dijemput oleh driver tour di penginapan jam 8 pagi. Ohya, untuk tour ini kami dapat promo dari RassadaPier.com , di mana harga paket tur (Phi-Phi + Koh Khai + Monkey Beach) mendapat diskon hampir 50% . Paket ini udah termasuk  Big boat, long tail boat, round trip transfers, lunch, snorkeling gear, life jacket, soft drink, buah, insurance, dan guide berbahasa Inggris. Selengkapnya di sini.

Ternyata kami dijemput lewat dari jam 8 karena drivernya harus menjemput penumpang lain dan agak kesulitan mencari lokasi penginapan kami. Jemputan berupa minibus (mirip seperti airport bus), dan kami adalah penumpang terakhir yang dijemput. Di dalam udah ada 7 orang anggota tur lainnya. Jadi di dalam mobil total 10 orang. Perjalanan dari Erawadee ke Rassada Pier tidak terlalu lama, kurang lebih 30 menit karena jalanan yang cukup sepi dan tidak banyak kena lampu merah.

RASSADA PIER

Sampai di dermaga Rassada, kami melakukan registrasi dan pembayaran. Karena kami sudah pesan, jadi kami hanya menunjukan bukti pembayaran (voucher) yang sudah diberikan lewat email. Voucher itu kami berikan ke petugas dan kami membayar sesuai dengan harga yang tertera. Kami diberikan stiker yang harus dipasang di baju, sebagai identitas rombongan F1. Di boat juga diberikan life jacket yang belakangnya ada tulisan F1.
Destinasi pertama adalah Khai Nok Island. Aku lupa berapa lama perjalanan menuju Khai Nok, karena ga berasa perjalanannya. DI boat itu ada TV, ada minibar yang bisa kita ambil softdrinknya secara free. Ber-AC juga, jadi nyaman banget di dalam kapal. Sama sekali ga bikin mabok laut.



KHAI NOK ISLAND

Sampai di dekat Khai Nok Island, boat berhenti, tapi ga di pinggir pantai. Dari boat kami harus pindah ke long tail boat untuk mencapai pinggir pantainya. Life jacket harus dipakai, dan diusahakan tidak usah membawa banyak barang karena bakal ribet banget nantinya. Bodohnya aku, aku lupa bawa sandal dan terpaksa harus merelakan sepatu kainku basah dan penuh dengan pasir -_-


Pasir pantai Khai Nok lembuuuuuuut banget, warna kuning keputih-putihan. Jangan lupa pakai sunblock karena matahari bener-bener bersinar terik tepat membakar tubuhmu. Pakai topi lebar dan kacamata hitam kalo perlu. Di meetingpoint, kami dibagikan satu-satu perlengkapan snorkeling. Kami diberi waktu 1 jam di pantai itu. 


Menurutku, di pantai itu kurang enak buat snorkeling, karena pantainya dangkal dan harus menuju ke tengah laut untuk bisa bersnorkeling. Jadi di situ kami hanya foto-foto saja dan bermain pasir serta air. It was lovely! Ah, kalo ingin duduk di kursi payung, pastikan kalian dari awal sudah menggunakan kursi itu. Aku dan Runi iseng berteduh sebentar menunggu balik ke big boat. Sialnya, datang seorang bapak yang menagih kami uang untuk membawar sewa kursi itu. 150 Baht untuk 2 orang. Padahal kami cuma menumpang sebentar -_-



MAYA BAY - VIKING CAVE

Next, kami balik naik long tail menuju ke big boat. Dari situ kami dibawa untuk melihat-lihat pemandangan di sekitar Phi Phi Lay Island, Loh Sa Mha Bay, Pi Leh Bay, dan Viking Cave. Kami tidak turun dari boat, hanya melihat pemandangan dari atas kapal yang terus melaju menuju Monkey Beach. Pemandangan yang didapat bukan main indahnya, tebing-tebing yang berjajar, didominasi warna coklat dan hijau. Air lautnya pun berwarna hijau seperti emerald. Tidak ada sampah atau kotoran yang mengapung. Benar-benar cantik.




MONKEY BEACH

Sampai di Monkey Beach, boat berhenti agak di tengah laut. Oh ternyata, inilah saatnya snorkening yang sesungguhnya. Aku dan Ria (Runi ga ikut karena sedang dalam period) bersiap-siap ke belakang kapal untuk bercumbu dengan lautan. Life jacket sudah terpasang dengan erat, kacamata dan alat pernapasan sudah terpasang. Siap nyemplung. Hmm, meskipun lautnya bening, tapi sayang, ikannya tidak sebanyak yang aku bayangkan. Cuma ketemu ikan hijau bergaris hitam, ikan kuning entah apa namanya. Koral dan terumbu karang pun kurang bervariasi. Aku berenang sampai menuju pantai, sementara Ria sepertinya udah balik ke kapal. Pasir pantainya mirip dengan Khai Nok. Lembut. Ga lama, aku balik lagi ke kapal. Capek.


Wisata bahari hampir berakhir, di kapal kami diberikan makan siang dan buah-buahan. Makan siangnya enak hehehehe, nasinya seperti di Indonesia. Ada salad, nanas asam manis, ayam goreng, dan sesuatu yang digoreng tepung (lupa apaan). Udah capek, kenyang, jadinya ngantuk. Tapi sebelum ketiduran, kami udah sampai di Phi Phi Island. Depan dermaganya mirip seperti di Tomok (Danau Toba) hehehe. Bayar masuk ke dalamnya 20 Baht per orang. Di sana kami sempatkan berfoto ria dan ternyata di bagian dalamnya ada jalan menuju sebuah pantai. Phi Phi Don.



PHI PHI DON

Berbeda dengan Khai Nok Beach, Phi Phi Don suasananya lebih tenang dan jauh lebih sepi. Kami sangat menikmati berada di pantai ini. Dengan segelas jus jeruk di tangan, aku Cuma duduk di pasir sambil melihat ombak yang berlarian menjemput pasir pantai. It was so relaxing!




Kami balik dari Phi Phi Don pukul 3 sore, dan kapal bertolak menuju dermaga Rassada. Perjalanan benar-benar akan diakhiri sore ini. Baju yang masih setengah kering membuat kami kedinginan berada di dalam kapal yang ber-AC. Aku heran dengan orang lain yang kuat hanya dengan bertelanjang dada atau tetap memakai pakaian renangnya di tempat yang ber-AC :D

Sampai di Rassada Pier, kami menemui driver yang tadi menjemput ke penginapan. Pulangnya bareng driver itu lagi dan bersama dengan penumpang yang sama. Sampai di penginapan sekitar pukul 5 sore. Ga sabar pengin cepet-cepet sampai penginapan karena kami udah capek dan pengin banget mandi.

Finally sampe juga, kami bersih-bersih badan, tiduran sebentar, terus laper. Malemnya kami jalan ke tempat biasa kami makan. Hari ini menu makan malamnya nasi ayam. Terus pulangnya beli air mineral (1.5L) di 7Eleven.

Biaya hari ke-2
Tour                                  : 1,290 baht
Sewa kursi pantai             : 75 baht
Uang masuk Phi Don       : 20 baht
Jus jeruk                           : 50 baht
Makan malam                   : 40 baht
Air mineral                         :14 bant'
___________________________________

Total                                  : 1489 baht (Rp 610.500)
Rate 1 baht = Rp410


Day 6 - 7 (Bangkok: Last Day)

Jun 15, 2015

[TRIP] THAILAND: PHUKET (DAY 1)

Hai, Bloggies !! Udah lama banget ga ngurusin blog ini hehehe. Agak males sibuk sama tugas-tugas di kantor, di kuliahan, ini itu dan sebagainya :D
Nah, bulan Juni 2015 akhirnya aku bisa ambil cuti buat jalan-jalan sebentar. Trip besar tahun ini adalah ke Thailand.

  • Destinasi: Phuket dan Bangkok.
  • Waktu: 3 Juni 2015 - 9 Juni 2015
  • 3 orang
Yuk disimak ^^


DAY 1 (Rabu, 3 Juni 2015)

Setelah mendapatkan tiket promo dari AirAsia (Berangkat: Jakarta - Phuket, Pulang: Bangkok - Jakarta = 2 jutaan, aku dan seorang temanku (Runi) bersiap ke bandara. Sebenarnya ada 3 orang yang terlibat dalam trip nekat ini, tapi temanku yang lain (Ria) sudah berangkat sehari sebelumnya. 
Kami berdua berangkat dari Senayan ke Bandara Soekarno Hatta dengan menumpang shuttle kantor yang kebetulan punya jam berangkat yang sama, jam 12 siang. Kami sampai di Terminal 3 pukul 2 siang karena macet dan harus mengantar orang ke Kemayoran. Untunglah, boarding time jam 3.15 jadi kami ga perlu terburu-buru. Selain itu kami juga sudah melakukan web check-in dan ga ada bagasi (cukup bawa ransel aja) jadi bisa langsung naik ke lantai 2, ke boarding lounge Air Asia. Proses pengecekan imigrasi (cukup dengan menunjukan pasport dan boarding pass) dan security check juga ga memakan waktu yang lama karena kebetulan sedang lengang antriannya. Jadi kami masih punya banyak waktu untuk menunggu boarding gate dibuka.
Pesawat take-off dari Jakarta pukul 4 sore dan kami menempuh perjalanan selama kurang lebih 3 jam menuju Bandara International Phuket (HKT). Sekitar pukul 7  kami sudah landing di HKT. Antara Jakarta dan Thailand (Phuket) ga ada perbedaan waktu, namun anehnya matahari di Thailand lebih lama tenggelam daripada di Jakarta. Jadi meskipun waktu sudah menunjukan pukul 7 malam, langit masih terang dan kami menjumpai sunset dari jendela pesawat.
Turun dari pesawat, kami mengikuti orang-orang menuju pintu keluar. Oh ya, ada pengecekan imigrasi lagi. Di sini ada antrian, tapi ga terlalu panjang, jadi cuma sekitar 10 menit saja kami sudah berhasil melewati proses pengecakan imigrasi. Keluar dari gedung, kami langsung mencari Aiport Bus, sesuai dengan catatan yang kami bawa. Kami bertanya pada security tentang aiport bus menuju Phuket (Erawadee Bypass), namun sayangnya mereka kurang fasih berbahasa Inggris, dan hanya menunjuk pada sebuah minibus. Ternyata memang itulah yang disebut dengan Airpot Bus, berbeda dengan yang kami bayangkan. Selama ini kami membayangkan airport bus itu seperti Bus Bandara Damri di Jakarta.
Kami bertanya kepada supir dan memberitahukan kalo kami mau turun ke Erawadee Bypass, sesuai dengan informasi yang kami peroleh dari hotel. Supir memberitahukan bahwa harga yang harus dibayar adalah 100 Baht (sesuai dengan info dari web). Cukup lama kami menunggu di dalam minibus, sampai akhirnya seat sudah hampir terisi semua, baru diberangkatkan. Minibus cukup nyaman, ber-AC, ada Wi-Fi (tapi ga bisa login hiks), dan wangi melati. Ini bener lho, bau melati dari gantungan bunga melati yang sudah dironce.


I HOSTEL PHUKET
Sekitar 45 menit kami sampai di Erawadee Bypass, si supir dengan ramah menanyakan apa ada yang ketinggalan? Tapi sayangnya kami masih kurang paham dengan Thai English jadi ya udahlah, bilang No aja hehehe.
Runi sudah lumayan hafal dengan jalanan menuju hostel (berkat Google Street View :D) jadi ga ada masalah ketika mencari hostel meskipun hari sudah malam. Kami menginap di I Hostel Phuket (sudah booking dulu di booking.com). Lokasinya, dari Erawadee Bypass, jalan terus aja sampai menemukan 7Eleven di pertigaan jalan. Kemudian belok kiri masuk ke Sricuchart Soi. Jalan teruuuuuus aja sampai menemukan I Hostel di kanan jalan.
(Alamat lengkapnya: 100/394 Srisuchart Grandvill, Moo 5, Rassada Muang Phuket, Phuket Town, Thailand)
Sampai di hostel kami disambut oleh Ria yang sudah lebih dulu menginap di sana. Lalu kami makan malam di daerah sekitar hostel. Beli ayam goreng dan nasi, penjualnya berkerudung jadi mudah-mudahan halal :D Nasinya agak berbeda dengan nasi di Indonesia, di sini nasinya berbentuk lebih panjang dan lengket. Seperti ketan. Tapi cukup enak lah :D



Hostel yang kami tempati ga terlalu besar, tapi lucu karena warna-warni, bersih dan nyaman. Kamar dengan tempat tidur tingkat kapasitas 8 orang, ada kipas angin besar, sisi masing-masing ada lampu kecil dan colokan, sharing bathroom.



Biaya hari 1
-          Aiport bus        : 100 Baht
-          Hostel              : 300 Baht/orang/3D2N
-          Makan malam : 30 Baht
______________________________________

Total 430 Baht (Rp 176.300)
Rate: 1 Baht = Rp410

Sep 17, 2014

AKU: RANDOM

Aku.

















Aku sadar sepertinya traffic dan load pikiranku lagi cukup tinggi beberapa minggu ini. Semenjak semester 3 kuliahku dimulai dengan jadwal yang lumayan bikin aku kzl. Gimana ga kesel kalau ternyata ga ada jadwal masuk siang dan pulang sore seperti jadwal kuliah semester yang lalu. Memang sih, 2 minggu pertama ini aku bisa menjalankannya dengan cukup sukses, terbukti dengan selalu hadir tepat waktu bahkan sempat sarapan juga. Tapi ga tau kenapa rasanya tuh seperti beban. Bukan beban kuliahnya ya, aku sukaaaaaaaa banget sama kuliahku ini, tapi beban bangun paginya itu. Malesin :(

Aku suka tidur. Aku sangat menghargai detik-detik di mana aku bisa memejamkan mata dan membiarkan pikiranku tenggelam dalam unconsciousness (=ketidaksadaran). Aku agak terganggu kalau ada sesuatu yang bikin aku terbangun dengan tidak seharusnya. Maksudnya, bukan saatku buat bangun, misalnya: silau, berisik, salah alarm. Tapi aku bakal tetap bisa bangun pagi, bahkan pagi banget, kalau memang ada sesuatu yang harus dilaksanakan. Kuliah, ada acara khusus, atau disuruh bos datang ke kantor lebih awal. It's not a big thing to wake me up. 

Aku paham kalau pada dasarnya manusia itu adalah makhluk yang tidak suka jika diganggu. Ada sebuah perasaan tertentu yang membuat dia jadi kesel kalau merasa ada sesuatu yang mengusiknya. Aku juga gitu, kamu juga gitu, dia juga gitu, semua gitu. Maka dari itu, aku berusaha sebisa mungkin supaya aku ga mengganggu orang-orang yang ada di sekitarku.

Aku ga suka 'terpaksa' bangun, jadi aku berusaha sebisa mungkin untuk tidak mengganggu orang yang lagi tidur. Ketika aku harus bangun dan masih ada orang yang tertidur, aku lebih memlilih untuk tidak menyalakan lampu atau membuat suara yang cukup keras. Jadi mungkin aku sudah cukup terlatih untuk memakai pelembab dan bedak serta menyisir rambut tanpa cahaya dan tanpa cermin.

Aku juga suka menjalankan beberapa hal dengan satu kali jalan. Maksudnya, tidak mondar mandir untuk melakukan beberapa hal. Aku tau apa saja yang harus aku lakukan, dan aku tau apa yang harus aku lakukan terlebih dahulu tanpa harus kembali ke tempat yang sama berulang kali. Aku pikir itu cukup menghemat tenaga dan waktu.

Aku tau kalo aku tidak terlalu bersih, seperti halnya wajib cuci tangan minimal berapa kali, atau bebas debu, atau apapun sejenisnya. Aku cuma ga suka berantakan. Sesuatu yang berantakan itu ga enak banget diliat dan cukup menganggu. Aku ga peduli apakah barang-barang itu higenis atau ga, asalkan mereka ada di tempatnya dan teratur, aku nyaman. Itu juga meminimalisir kita kehilangan barang secara tiba-tiba.

Sebenarnya aku ga terlalu ambil pusing dengan apa yang orang lain lakukan dan sangat bisa memaklumi, tapi yang aku yakin adalah kalau kita punya niat baik untuk mejaga perasaan dan mengerti orang lain maka hal itu akan terjadi kepada kita. Seperti yang selalu Mama bilang waktu aku berantem sama adikku, "Jangan nyubit kalo ga mau dicubit."

***
Copyright © 2014 WELCOME TO MY WORLD !