Feb 25, 2013

[FICTION] ULANG TAHUN KYLA



Kyla bolak-balik melihat jam tangan merah jambunya. Sudah hampir pukul dua belas. Pagi tadi ia sudah mengingatkan Mama agar dijemput lebih awal. Sepulang sekolah, Kyla akan langsung mengikuti pagelaran dari klub teater yang ia ikuti. Namun sampai saat ini mobil Mama belum muncul juga di halaman sekolah.
"Aduh, sabar Kyla. Mungkin macet," ujar Kyla menenangkan diri sendiri.

"Hei, Kyl. Kok masih di sini? Satu jam lagi lho," kata Hera, teman sekelas Kyla yang kebetulan ikut klub teater juga.
"Iya, Ra. Mama lama banget nih," jawab Kyla sedih.
"Oke deh, Kyl. Aku duluan ya, sampai ketemu di sana," pamit Hera melambaikan tangan. Kyla balas melambaikan tangan dan mencoba tersenyum.
Sekolah Kyla mulai lengang, seiring matahari yang mulai meninggi. Satu per satu teman Kyla meninggalkan sekolah dan sebagian besar menuju gedung pertunjukan untuk bersiap pentas maupun sekedar menonton teater.
Tak sabar Kyla berjalan keluar gerbang sekolah dan menunggu jemputannya di sana.
Tin! Tin! Suara klakson mobil membuyarkan lamunan Kyla. Itu dia jemputannya! Wajah muram Kyla berubah menjadi sumringah, namun hatinya tetap merasa kesal dan dongkol. Ia takut terlambat ke gedung pertunjukan, apalagi ini kali pertama Kyla tampil sebagai pemeran utama.
Brak! Kyla menutup pintu mobil dengan kasar. Mamanya heran melihat putri bungsunya itu bertingkah tak seperti biasanya.
"Kenapa, Kyl?" tanya Mama lembut.
"Mama kenapa sih, jemput Kyla lama banget? Teater kan dimulai satu jam lagi, Ma. Kyla belum dandan lho. Kyla takut terlambat!" dengus Kyla kesal. Mama hanya tersenyum, "Maaf ya Kyla sayang, Mama yakin ini belum terlambat kok."
Kyla diam saja mendengar ucapan Mama. Sepanjang perlanan, Kyla hanya menjawab singkat tiap kali Mama mengajaknya berbicara.
Hm, Kyla nakal.

Sesampainya di sana, Kyla langsung menuju ruang ganti. Ia berlari meninggalkan Mama yang masih bersiap-siap turun dari mobil. Mama hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan Kyla.
Di ruang ganti, teman-teman Kyla menunggu. Sebagian besar sudah siap dengan kostum dan berdandan sesuai peran masing-masing.
"Ayo, Kyla. Baju kamu ada di lemari biru. Ibu tunggu di sini ya, setelah ganti baju langsung dirias," ujar Bu Rini, pelatih teater Kyla.
"Baik, Bu," jawab Kyla patuh menuruti perintah Bu Rini.
Hampir 30 menit Kyla duduk di depan cermin dan riasan sudah selesai. Cantik, mirip sekali dengan Cinderella. Ya, Kyla memang berperan sebagai putri sepatu kaca itu. Sambil menunggu acara pembukaan, Kyla mematut dirinya di sebuah cermin besar. Ia tersenyum bangga dan merasa percaya diri dengan penampilannya ini.
“Ah, aku Putri Cinderella. Tentu saja, panggil aku Cinderella,” gumam Kyla senang. Kyla memang anak yang hebat, ia berani dan jago akting. Pantas saja Bu Rini memilihnya untuk tampil di pagelaran sekolah sebagai pemeran utama. Tentu saja hal itu tidak membuat Kyla sombong. Ia malah menganggapnya sebagai tantangan seru yang harus ia hadapi. 

Acara pembukaan telah selesai dan seharusnya sekarang musik teater sudah dimainkan. Tetapi, tunggu dulu!
“Baiklah hadirin, sebelum pentas dimulai, mari kita sambut Kyla Astriani yang pada hari ini berulangtahun ke-12 ... !!” Suara tepuk tangan menggema di dalam gedung pertunjukan. Tak lama kemudian terdengar lagu “Selamat Ulang Tahun”. Dari balik panggung, Kyla terheran-heran. Ia tidak percaya dengan apa yang didengarnya, sampai-sampai teman-temannya mendorong-dorong Kyla untuk memasuki panggung. Kyla menyibak tirai panggung dan perlahan ia menuju ke tengah. Oh, mengapa ada Mama di panggung? Kyla semakin heran.
Mama membawa kue tart yang cukup besar, warnyanya biru dan ada hiasan patung Cinderella serta lilin angka 12 di atasnya.
“Selamat ulang tahun, Kyla sayang. Cinderella kepunyaan Mama,” kata Mama sambil mengecup kening Kyla. Kyla senang sekali dengan kejutan dari Mama itu. Dia memeluk Mama dan berujar lirih, “Terima kasih, Ma. Maaf ya Kyla tadi sebel sama Mama. Ternyata Mama bikin kejutan ini buat Kyla. Kyla sayang Mama. Nanti Kyla pasti berpentas sebaik mungkin. Buat Mama.”
Mama tersenyum bahagia dan segera menyuruh Kyla meniup lilin karena lagu “Tiup Lilin” sudah dikumandangkan. Akhirnya Kyla mengerti juga mengapa tadi siang Mama terlambat menjemput Kyla. Dan sejak itu Kyla sudah tidak cepat marah apabila jemputannya datang terlambat.

0 comments:

Post a Comment

Copyright © 2014 WELCOME TO MY WORLD !