[FICTION] ULANG TAHUN KYLA
Kyla bolak-balik melihat jam tangan merah jambunya. Sudah hampir pukul dua belas. Pagi tadi ia sudah mengingatkan Mama agar dijemput lebih awal. Sepulang sekolah, Kyla akan langsung mengikuti pagelaran dari klub teater yang ia ikuti. Namun sampai saat ini mobil Mama belum muncul juga di halaman sekolah.
"Aduh, sabar Kyla. Mungkin macet,"
ujar Kyla menenangkan diri sendiri.
"Hei, Kyl. Kok masih di sini? Satu jam
lagi lho," kata Hera, teman sekelas Kyla yang kebetulan ikut klub teater
juga.
"Iya, Ra. Mama lama banget nih,"
jawab Kyla sedih.
"Oke deh, Kyl. Aku duluan ya, sampai
ketemu di sana," pamit Hera melambaikan tangan. Kyla balas melambaikan
tangan dan mencoba tersenyum.
Sekolah Kyla mulai lengang, seiring matahari
yang mulai meninggi. Satu per satu teman Kyla meninggalkan sekolah dan sebagian
besar menuju gedung pertunjukan untuk bersiap pentas maupun sekedar menonton
teater.
Tak sabar Kyla berjalan keluar gerbang
sekolah dan menunggu jemputannya di sana.
Tin! Tin! Suara klakson mobil membuyarkan
lamunan Kyla. Itu dia jemputannya! Wajah muram Kyla berubah menjadi sumringah,
namun hatinya tetap merasa kesal dan dongkol. Ia takut terlambat ke gedung
pertunjukan, apalagi ini kali pertama Kyla tampil sebagai pemeran utama.
Brak! Kyla menutup pintu mobil dengan kasar.
Mamanya heran melihat putri bungsunya itu bertingkah tak seperti biasanya.
"Kenapa, Kyl?" tanya Mama lembut.
"Mama kenapa sih, jemput Kyla lama
banget? Teater kan dimulai satu jam lagi, Ma. Kyla belum dandan lho. Kyla takut
terlambat!" dengus Kyla kesal. Mama hanya tersenyum, "Maaf ya Kyla
sayang, Mama yakin ini belum terlambat kok."
Kyla diam saja mendengar ucapan Mama.
Sepanjang perlanan, Kyla hanya menjawab singkat tiap kali Mama mengajaknya
berbicara.
Hm, Kyla nakal.
Sesampainya di sana, Kyla langsung menuju
ruang ganti. Ia berlari meninggalkan Mama yang masih bersiap-siap turun dari
mobil. Mama hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan Kyla.
Di ruang ganti, teman-teman Kyla menunggu.
Sebagian besar sudah siap dengan kostum dan berdandan sesuai peran
masing-masing.
"Ayo, Kyla. Baju kamu ada di lemari
biru. Ibu tunggu di sini ya, setelah ganti baju langsung dirias," ujar Bu
Rini, pelatih teater Kyla.
"Baik, Bu," jawab Kyla patuh
menuruti perintah Bu Rini.
Hampir 30 menit Kyla duduk di depan cermin
dan riasan sudah selesai. Cantik, mirip sekali dengan Cinderella. Ya, Kyla
memang berperan sebagai putri sepatu kaca itu. Sambil menunggu acara pembukaan,
Kyla mematut dirinya di sebuah cermin besar. Ia tersenyum bangga dan merasa
percaya diri dengan penampilannya ini.
“Ah, aku Putri Cinderella. Tentu saja,
panggil aku Cinderella,” gumam Kyla senang. Kyla memang anak yang hebat, ia
berani dan jago akting. Pantas saja Bu Rini memilihnya untuk tampil di
pagelaran sekolah sebagai pemeran utama. Tentu saja hal itu tidak membuat Kyla
sombong. Ia malah menganggapnya sebagai tantangan seru yang harus ia hadapi.
Acara pembukaan telah selesai dan seharusnya
sekarang musik teater sudah dimainkan. Tetapi, tunggu dulu!
“Baiklah hadirin, sebelum pentas dimulai,
mari kita sambut Kyla Astriani yang pada hari ini berulangtahun ke-12 ... !!” Suara
tepuk tangan menggema di dalam gedung pertunjukan. Tak lama kemudian terdengar
lagu “Selamat Ulang Tahun”. Dari balik panggung, Kyla terheran-heran. Ia tidak
percaya dengan apa yang didengarnya, sampai-sampai teman-temannya
mendorong-dorong Kyla untuk memasuki panggung. Kyla menyibak tirai panggung dan
perlahan ia menuju ke tengah. Oh, mengapa ada Mama di panggung? Kyla semakin
heran.
Mama membawa kue tart yang cukup besar,
warnyanya biru dan ada hiasan patung Cinderella serta lilin angka 12 di
atasnya.
“Selamat ulang tahun, Kyla sayang. Cinderella
kepunyaan Mama,” kata Mama sambil mengecup kening Kyla. Kyla senang sekali
dengan kejutan dari Mama itu. Dia memeluk Mama dan berujar lirih, “Terima
kasih, Ma. Maaf ya Kyla tadi sebel sama Mama. Ternyata Mama bikin kejutan ini
buat Kyla. Kyla sayang Mama. Nanti Kyla pasti berpentas sebaik mungkin. Buat
Mama.”
Mama tersenyum bahagia dan segera menyuruh
Kyla meniup lilin karena lagu “Tiup Lilin” sudah dikumandangkan. Akhirnya Kyla
mengerti juga mengapa tadi siang Mama terlambat menjemput Kyla. Dan sejak itu
Kyla sudah tidak cepat marah apabila jemputannya datang terlambat.
0 comments:
Post a Comment